|
GARUT, (PR).-Ratusan kepala keluarga (KK) korban longsor Gunung Mandalawangi beberapa tahun lalu saat ini kesulitan memperoleh air bersih dan penerangan listrik. Kesulitan tersebut mereka rasakan di wilayah relokasi di Pasir Pogor Desa Karangtengah dan Cipurut Desa Karangmulya Kecamatan Kadungora, Garut. Kesulitan tersebut, berdasar keterangan diperoleh "PR", Minggu (3/12), merupakan kesulitan pelengkap dari sekian kesulitan yang dirasakan. Kesulitan lainnya, adalah kurang memadainya sarana jalan di kampung. Diketahui, bahwa jalan di kampung umumnya terjal. Bahkan dari satu rumah ke rumah lainnya harus menggunakan tangga kecil akibat daerah relokasi berupa bukit terjal. "Pokoknya, saat ini kami benar-benar prihatin dengan kondisi ini," kata Ujang, warga Cipurut. Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga Cipurut dan Pasir Pogor harus menunggu air dari bak penampungan yang bersumber dari Gunung Mandalawangi. Sedangkan untuk memenuhi penerangan listrik, warga setempat terpaksa mengambil aliran listrik dari kampung tetangga yang cukup jauh. Itu bagi yang mampu, karena untuk mengambil listrik ke kampung tetangga, harus menyediakan kabel ratusan meter. Sementara bagi yang kurang mampu, terpaksa untuk memenuhi kebutuhan penerangan itu, menggunakan lampu cempor. Pasrah Sodik (53) seorang warga korban longsor Gunung Mandalawangi, mengatakan, sebanyak 50 KK di daerah relokasi Cipurut bukan hanya sekarang mengalami kesulitan dalam hal itu. Tetapi sudah tiga tahun lamanya. Selama ini, katanya, warga setempat hanya bisa pasrah menerima kenyataan itu. "Untuk memasang jaringan listrik baru warga harus mengeluarkan biaya cukup besar. Padahal, kondisi ekonomi di daerah relokasi Cipurut lemah sekali," katanya. Ia juga mengakui, bahwa penduduk setempat merasakan hidup tenang di Cipurut. Namun bila hujan turun cukup deras, tetap waspada. Mereka khawatir musibah longsor Gunung Mandalawangi yang terjadi tahun 2003 terulang lagi. Para korban longsor Gunung Mandalawangi, katanya, sampai saat ini memang masih ketakutan terhadap musibah yang menimpa mereka akibat longsor dan banjir dari puncak Gunung Mandalawangi yang menerjang Kampung Bojong Jambu, Bunianten dan Nenggeng beberapa tahun lalu itu. Makin ketakutan lagi, karena pada kejadian itu berjatuhan korban jiwa yang jumlahnya lebih dari 16 orang. Menurut Ujang (27), penduduk Nenggeng, bila hujan turun cukup deras, warga setempat berhamburan keluar rumah. (A-112) Post Date : 04 Desember 2006 |