Korban Kesulitan Air Bersih

Sumber:Kompas - 23 Maret 2010
Kategori:Air Minum

Bekasi, Kompas - Korban banjir di Desa Labansari, Cikarang Timur, dan Desa Bojongsari, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka rentan terkena penyakit gatal-gatal dan diare karena memakai air kotor dari sungai untuk mandi dan mencuci.

Banjir melanda Cikarang Timur dan Kedungwaringin sejak Jumat lalu. Banjir itu berasal dari luapan air Sungai Cibeet dan Sungai Citarum. Hingga Senin (22/3), air merendam tiga dusun di Desa Labansari, Cikarang Timur, dan dua dusun di Desa Bojongsari, Kedungwaringin.

Berdasarkan data dari pos satuan pelaksana penanggulangan bencana dan pengungsi setempat, sekitar 730 keluarga dari kedua desa itu terkena dampak banjir. Air di kedua desa itu belum surut, bahkan kemungkinan semakin meninggi. Ketinggian air pada Senin mencapai lebih dari dua meter dan nyaris menenggelamkan rumah warga.

Kondisi itu menyebabkan warga mengungsi dan membangun tempat tinggal darurat di tepi jalan. Banjir menyebabkan 795 murid dari tiga sekolah dasar, yakni SD Negeri Bojongsari 01, SD Negeri Bojongsari 03, dan SD Negeri Bojongsari 04, tidak bersekolah karena gedung sekolah dasar mereka terendam.

”Kami kesulitan mengumpulkan murid karena banyak dari mereka yang ikut mengungsi,” kata Ujang Sumarna, Kepala SD Negeri Bojongsari 03.

Uu Ahmad Daru (60), warga Desa Labansari, mengatakan, banjir membuat aktivitas warga nyaris terhenti. Warga memerlukan bantuan bahan pangan dan air bersih. Daru mengakui, jumlah bantuan dari Pemerintah Kabupaten Bekasi berupa beras, mi instan, dan air minum terbatas.

”Kami mohon pembangunan dapur umum dan air bersih untuk keperluan sehari-hari,” kata Daru.

Gita, warga Desa Labansari, mengatakan, ada korban banjir yang belum mendapatkan bantuan bahan makanan. Mereka umumnya yang bertahan tinggal di rumah masing-masing, seperti Gita. Dia berperahu dari rumah ke kampung terdekat untuk membeli minyak tanah dan beras. ”Kami membeli sendiri kebutuhan dapur,” kata Gita.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat Cipayung, Cikarang Timur, Zaenal Abidin mengatakan, banyak korban banjir mengeluhkan penyakit gatal-gatal, diare, dan infeksi saluran pernapasan akut serta pegal dan demam.

Menurut Zaenal, penyakit gatal-gatal dan diare muncul saat banjir karena air bersih terbatas dan korban banjir umumnya memanfaatkan air kotor.

Wakil Bupati Bekasi Darip Mulyana menyatakan, pemerintah segera mengirimkan air bersih untuk menunjang keperluan sehari-hari para korban banjir. Darip meminta Perusahaan Daerah Air Minum Bekasi menyalurkan air bersih ke daerah yang terkena bencana banjir.

Selain merendam wilayah Cikarang Timur dan Kedungwaringin, kata Darip, luapan Sungai Citarum juga membanjiri tiga kecamatan lain di sepanjang daerah aliran sungai itu, yakni Pebayuran, Cabangbungin, dan Muaragembong. Empat desa di Muaragembong, yakni Desa Pantaimekar, Pantaisederhana, Pantaibahagia, dan Pantaibakti, dilanda banjir sejak Jumat. (COK)



Post Date : 23 Maret 2010