NGAMPRAH, (PR).- Sebanyak 20.000 liter air bersih telah dikirimkan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kab. Bandung Barat kepada masyarakat korban bencana gempa untuk memenuhi kebutuhan selama hari raya Idulfitri 1430 H. Meski masa tanggap darurat untuk bencana gempa telah berakhir sejak empat hari sebelum hari raya, namun permintaan dari warga terus bermunculan.
"Selama Lebaran kemarin, di Kab. Bandung Barat tidak kekurangan air bersih karena kami terus mengirim air bersih untuk sepuluh toren (penampung air) dengan kapasitas masing-masing dua ribu liter yang terletak di daerah bencana seperti Cipongkor," ujar Asep Sodikin, Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kab. Bandung Barat, Jumat (25/9).
Bahkan, sudah ada pengajuan penambahan toren dari kecamatan atau desa untuk tingkat provinsi yang berjumlah lima unit toren. Persoalan yang dihadapi adalah besarnya biaya operasional pengiriman air bersih tersebut. Untuk menyediakan bahan bakar kedua mobil tangki pengangkut air bersih membutuhkan dana sebesar Rp 400.000,00 setiap harinya.
Asep mengungkapkan, hingga akhir tahun ini akan dibuat perencanaan penyediaan air bersih bagi masyarakat yang kekurangan air bersih terutama untuk air minum. Dalam waktu dekat, mereka berencana mendatangi setiap desa untuk mengkaji kebutuhan air.
Sementara itu, Wakil Bupati Bandung Barat Ernawan Natasaputra mengatakan, sejauh ini, kebutuhan warga untuk air minum sebanyak empat puluh liter per orang per hari. "Termasuk, korban gempa juga kebutuhan air bersihnya tidak lebih dari itu. Satu toren air bisa digunakan untuk tiga hari oleh sekitar lima puluh orang. Yang pasti, pemerintah akan mengusahakan persediaan air bersih," kata dia.
Kab. Bandung Barat juga berencana membuat aliran air dari salah satu sumber mata air baru di sekitar Kec. Gununghalu. "Debit airnya cukup besar, diatas dua puluh liter per detik. Saat ini, akan dilakukan pengkajian mengenai mata air itu, termasuk kajian teknis. Berdasarkan pengamatan visual, besarnya sumber air itu belum dapat mencukupi kebutuhan warga karena arah alirannya terbalik," tutur Ernawan. (A-176)
Post Date : 26 September 2009
|