|
Kupang, Kompas - Wabah diare di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, semakin mengkhawatirkan. Hingga Rabu (16/2) jumlah penderitanya menjadi 188 orang dengan korban tewas empat orang. Sehari sebelumnya baru tercatat 159 kasus, dan dua hari sebelumnya (Senin, 14/2) masih 105 kasus. Kepala Subdinas Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Lembata Arnold Marbun tidak bersedia memberi keterangan rinci tentang penyakit tersebut. Dia meminta Kompas menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Jhony Laoh, tetapi yang bersangkutan tak berhasil dihubungi. Lembata termasuk salah satu daerah endemis diare di NTT. "Hasil rekapan sementara, kejadian luar biasa diare atau muntah berak di Lembata ini memang cenderung meningkat dari hari ke hari. Kejadian ini amat mengkhawatirkan," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata Karolus Kia Burin. Karolus membenarkan, diare menyerang warga Kecamatan Nagawutun dan Wulandoni. Korban meninggal adalah Ricardus Wua Ata (35) asal Desa Atawai; Khatarina Kewa (31) dan Paulino Dominikus Kopong Kolin (8), warga Desa Ile Boli; serta Arnoldus Atu (4), warga Desa Belabaja, semuanya di Kecamatan Nagawutun. Dikatakan, Pemkab Lembata telah mendirikan beberapa posko kesehatan di Desa Ile Boli. Di Dusun Belame tercatat 18 penderita, seorang di antaranya meninggal dunia. Di Posko Lamalewar sebanyak 23 orang dirawat, seorang meninggal dunia, dan di Labalimut ada 72 penderita, dua di antaranya meninggal dunia. Segera laporkan Sementara itu di Posko Loang, ibu kota Kecamatan Nagawutun, jumlah korban sebanyak empat orang, sehingga penderita di seluruh kecamatan ini ada 117 orang, termasuk empat di antaranya meninggal dunia. "Meski semua penderita berstatus rawat jalan, tetapi masih dalam pantauan medis," kata Karolus. Ditambahkan, hasil rekapan sementara kejadian luar biasa diare di Wulandoni tercatat 71 orang. Kasusnya tersebar di Desa Leworajan dengan 66 penderita, satu di antaranya dalam kondisi kritis. Lainnya tersebar di Desa Wulandoni, Desa Lelata, dan Desa Puor. "Untuk menanggulangi kejadian luar biasa diare ini, petugas kesehatan selalu siap siaga melakukan pelayanan kesehatan di posko-posko dan pusat kesehatan masyarakat setempat," ujar Karolus Kia Burin. Bupati Lembata Andreas Duli Manuk mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan melaporkan setiap kali ada kasus diare. (CAL) Post Date : 17 Februari 2005 |