|
NGAMPRAH, (PR).- Korban diare Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang dirawat di RS Cibabat Cimahi akan memperoleh bantuan pembiayaan dari pemerintah KBB. Kepala Dinas Kesehatan dan Sosial (Dinkesos) KBB, Dodo Suhendar mengungkapkan itu seusai melakukan kunjungan ke RS Cibabat bersama Wakil Ketua II DPRD KBB Samsul Maarif dan Ketua Komisi D DPRD KBB Adang Ucu Suharna, Rabu (23/1). Dodo mengungkapkan pembiayaan penderita diare di KBB diberikan berdasarkan 4 kategori. Kategori pertama adalah penderita yang mampu, sehingga pembiayaan ditanggung sendiri. "Misalnya ia terserang diare karena makan terlalu pedas, tetapi terkena diare bersamaan dengan peristiwa ini. Itu harus mereka biayai sendiri," kata Dodo. Kategori kedua adalah penderita diare yang mempunyai Askeskin. Seluruh pembiayaannya ditanggung Askeskin. Kategori ketiga adalah pasien tidak mampu, tetapi tidak mempunyai Askeskin. Pada kategori ini mereka hanya mampu membiayai sebagian biaya perawatan. Sebagian lagi akan ditanggung Dinkesos. Kategori terakhir adalah penderita diare dari keluarga miskin yang tidak mempunyai Askeskin, yaitu mereka yang sama sekali tidak mampu membayar biaya perawatan. Menurut dia, untuk kategori terakhir, seluruh pembiayaannya akan ditanggung Pemerintah KBB melalui Gakinda (Keluarga Miskin Daerah). Untuk itu pasien harus melengkapi surat keterangan tidak mampu dari RT dan RW setempat. Tidak bertambah Perkembangan terakhir, penderita diare di RS Cibabat tidak mengalami penambahan. Hanya perpindahan pasien dari UGD (Unit Gawat Darurat) ke ruang perawatan. Dari pendataan yang dilakukan Dinkesos KBB di Desa Cangkorah Kec. Batujajar, muncul kecurigaan diare disebabkan air yang digunakan warga. Menurut petugas Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkesos KBB, Sulaeman Effendi, sampel air dari tiga titik di Desa Cangkorah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah untuk diperiksa. Sampel air tersebut akan diperiksa lengkap, termasuk pemeriksaan bakteri yang terkandung di dalamnya. (CA-170) Post Date : 24 Januari 2008 |