Korban Bisa Capai 50 Orang

Sumber:Suara Pembaruan - 16 September 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

[MEDAN] Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) dibantu aparat kepolisian, petugas pemerintah kabupaten, dan TNI kembali turun mencari korban yang hilang karena banjir bandang yang menghantam tujuh desa di Kecamatan Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut).

"Bila dilihat dari kehancuran akibat banjir bandang dini hari kemarin dan hasil evakuasi masyarakat dengan petugas, jumlah korban yang tewas sudah cukup banyak. Kemungkinan lebih dari 50 orang. Kerusakan akibat bencana tersebut sangat berat. Rumah yang rusak pun ratusan unit, belum lagi lahan pertanian," ujar Gunawan Hasibuan (48), warga Rantau Panjang, Kecamatan Batang Gadis, saat dihubungi SP dari Medan, Rabu (16/9) pagi.

Menurut laporan dari pihak kecamatan, jumlah korban yang tewas akibat musibah tersebut mencapai 38 orang. Sementara laporan dari Badan Informasi dan Komunikasi Sumut, jumlah korban yang sudah ditemukan tewas sebanyak 9 orang. Menurut keterangan warga, tidak tertutup kemungkinan jumlah korban tewas lebih dari 50 orang.

Gunawan yang merupakan salah seorang warga yang menjadi korban bencana banjir bandang tersebut menyampaikan, banjir terjadi Selasa dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Sebelum musibah itu datang, daerah ini sedang dilanda hujan. Banjir diawali dengan suara gemuruh yang sangat besar.

"Pagi ini, tim Bakornas sudah memulai membuka jalan menuju Desa Lubuk Keponding I, Keponding II, Rantau Panjang di kawasan Muara Batang Gadis, Desa Tagilang, Manguncang, dan Saleh Baru. Tujuh desa ini terisolasi akibat bencana tersebut," ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sumut Eddy Syofyan, Rabu (16/9) pagi.

Sangat Sulit

Untuk menuju lokasi bencana tersebut sangat sulit. Petugas hanya dapat memasuki desa itu dengan menggunakan sampan dengan menelusuri sungai, memakan waktu empat jam untuk sampai ke lokasi tersebut. Saat ini, para petugas sedang bekerja untuk membuka jalan menuju ke tujuh desa itu.

Sebagian sudah melanjutkan perjalanan sembari membawa bantuan beras, obat-obat-an, mi instan, gula, telur, ikan dan sebagainya. Untuk mengantisipasi merebaknya penyakit di tengah masyarakat, tim medis sudah diturunkan ke daerah bencana. Petugas juga membawa kantong mayat untuk mengevakuasi para korban.

"Bencana ini sudah dilaporkan ke pusat. Jumlah rumah yang rusak akibat banjir bandang ini sangat banyak. Petugas belum melakukan penghitungan karena masih terfokus kepada penyelamatan masyarakat di sana. Jum- lah masyarakat yang mengungsi akibat bencana itu mencapai ribuan orang. Mereka masih berada di desa - desa kawasan tempat tinggalnya," katanya.

Bupati Madina Amru Daulay menyampaikan, banjir tersebut di luar perkiraan masyarakat dan pemerintah. sebab, daerah yang terkena musibah merupakan kawasan yang sama sekali tidak pernah dilanda banjir. Daerah tersebut berada di kawasan yang lebih tinggi bila dibanding dengan daerah lain di Madina.

"Hujan memang sering turun. Namun, daerah itu dari sejak dulunya tidak pernah mengalami kebanjiran. Kemungkinan besar, banjir bandang ini terjadi akibat maraknya aksi penebangan hutan secara liar di desa tersebut. Kami harap, masalah ini harus ditindaklanjuti," sebutnya.

Pemerintah setempat sudah turun melakukan peninjauan ke lokasi kejadian, sembari memberikan bantuan makanan, minuman, dan obat-obatan. Saat ini, proses evakuasi terhadap korban yang tewas pun masih sedang dilakukan. [155/151]



Post Date : 16 September 2009