|
AMUNTAI (Media): Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara hingga kini tidak dapat menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada 30.000 lebih warganya yang menjadi korban banjir. Warga yang berada di sejumlah desa terisolasi terancam kelaparan menyusul habis stok pangan mereka. Tidak dapat disalurkannya bantuan kepada warga korban banjir ini, disebabkan kosongnya stok beras di gudang Dolog yang ada di Barabai Hulu Sungai Tengah. Sementara bantuan tanggap darurat yang tersedia berupa dua ton beras, juga belum bisa disalurkan terkait masalah pendataan warga mana yang berhak menerima bantuan. Camat Danau Panggang Hulu Sungai Utara Taufan Rizani, Sabtu (9/4), mengatakan, akibat belum disalurkannya bantuan tanggap darurat, ribuan warga korban banjir yang ada di wilayahnya kini terancam kelaparan. ''Sudah dua pekan ini, warga belum dapat dibantu karena tidak adanya stok beras di gudang Dolog,'' katanya. Menurut Taufan, warga korban banjir terutama di daerah terpencil dan terisolasi sangat mengharapkan pemerintah daerah setempat segera turun tangan menyalurkan bantuan. Di Kecamatan Danau Panggang terdapat 23 desa, dengan jumlah penduduk 26.802 jiwa, yang seluruhnya dilanda banjir. Sejumlah desa di sana, seperti Desa Sarang Burung, Paminggir, Pal Batu, Sapala, Bararawa, Ambahai kini menjadi daerah terisolasi karena banjir telah merendam permukiman penduduk. Pemkab Hulu Sungai Utara hanya menganggarkan dana bagi penanggulangan korban bencana tahun 2005 sebesar Rp12 Juta. Sementara itu, kondisi banjir yang melanda sembilan kecamatan di Kabupaten Tabalong, tujuh kecamatan di Hulu Sungai Utara, serta sebagian wilayah di Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Selatan, semakin bertambah parah. Bahkan banjir yang sudah berlangsung dua pekan ini, mulai menelan korban jiwa warga yang terseret arus sungai. Mulai Surut Dari Jambi dilaporkan, permukaan banjir yang sempat merendam ribuan rumah penduduk di Kota Jambi, Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muarojambi, sudah mulai surut. Namun sebagian besar pekarangan rumah penduduk di beberapa kelurahan di Kota Jambi dan Kabupaten Muarojambi masih tergenang air setinggi sekitar setengah meter. Khusus untuk banjir yang nyaris merendam seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kabupaten Batanghari, semenjak kemarin kondisinya relatif kering. Berbeda dengan Kota Jambi dan sebagian Kabupaten Muarojambi yang sebagian masih terendam karena terletak lebih rendah dan di daerah hilir DAS Batanghari. Begitu pula beberapa desa di Kecamatan Kumpeh, sampai kemarin sebagian besar pekarangan rumah penduduk masih terendam banjir. "Sudah turunlah Pak, tapi lahan pertanian kami masih tenggelam, dan masih sulit untuk diolah," ujar Jusuf, warga Desa Sungaiterap, Kecamatan Kumpeh. Seiring dengan mulai menyurutnya banjir, Pemerintah Kota Jambi mengimbau seluruh pimpinan kecamatan dan kelurahan, khususnya instansi kesehatan mengambil langkah sigap untuk mencegah datangnya wabah penyakit seperti diare, muntaber, maupun penyakit kulit. (Dy/SL/S-3) Post Date : 11 April 2005 |