|
JAKARTA - Sekitar 600 pengungsi korban banjir dari Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, mulai kelaparan. Sejak Jumat lalu, mereka baru mendapat bantuan sekarung beras dan tiga kardus mi instan. Padahal mereka sudah empat hari bertahan di perumahan dengan air setinggi 1,5 meter, tanpa listrik, tanpa air bersih. Lambatnya bantuan ini membuat frustrasi warga Semper Barat. "Jangan hanya Kelapa Gading yang diperhatikan," kata Rudianto kesal. "Kami juga kelaparan." Karena tiadanya bantuan, menurut Rudianto, akhirnya banyak tetangganya yang meminta-minta di sepanjang Jalan Tipar-Cakung, Jakarta Utara. Wakil Camat Cilincing Junaedy angkat tangan soal terbatasnya bantuan itu. "Bantuan memang tidak cukup untuk ribuan warga pengungsi," ujarnya. Junaedy kini masih menunggu kiriman bantuan dari Pemerintah Kota Jakarta Utara. Minimnya bantuan juga menimpa korban banjir di Karang Tengah, Pagedangan, Tangerang. Sekitar 850 orang korban banjir terpaksa mengungsi ke masjid. Selama tiga hari bertahan di sana, tak satu pun bantuan yang kunjung datang. Baru kemarin, mereka mendapat bantuan makan dari Pemerintah Kabupaten Tangerang. Pengungsi korban banjir di Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, juga kekurangan pangan. "Kami antre di sekolah, cuma dapat sepiring nasi. Itu untuk dimakan berlima," kata Sri Murni, yang rumahnya direndam air setinggi 2 meter. Sebenarnya Sri punya sedikit uang untuk membeli pangan. Namun, pembelian bahan pokok di sana pun dijatah. "Telur tak boleh beli sekilo, hanya boleh dibeli per biji dengan harga Rp 700," keluh perempuan yang kini mengungsi di tepi rel kereta api Stasiun Rawa Buaya itu. Kekurangan pangan itu tak hanya monopoli daerah Rawa Buaya dan Sember Barat belaka. Di Jakarta Selatan, menurut data Crisis Centre Jakarta Selatan, terdapat enam kecamatan yang mengalami kekurangan logistik. Kekurangan logistik ini berupa bahan makanan, di antaranya beras, mi istan, air mineral, telur, gula, dan minyak goreng. Menurut petugas Crisis Centre Jakarta Selatan, Tri Wahyuning Diah, kecamatan yang kekurangan pangan itu adalah Kecamatan Pancoran, Kecamatan Mampang Prapatan, Kecamatan Pasar Minggu, Kecamatan Jagakarsa, Kecamatan Kebayoran Lama, dan Kecamatan Pesanggrahan. "Pengungsi makin banyak dan stok bantuan mulai menipis," ujarnya. Beruntung, hal itu tak berlangsung lama. "Kami sudah mengirimkan tambahan logistik," kata Wali Kota Jakarta Selatan Syarul Effendi. Soal bantuan untuk korban itu, kemarin Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah menegaskan departemennya tidak mengalokasikan dana khusus untuk membantu korban banjir di Jakarta. Dia mengatakan anggaran bencana 2007 Rp 350 miliar untuk seluruh daerah di Indonesia. "Jika Rp 100 miliar untuk Jakarta, daerah lain akan menjerit," ucapnya. Kemarin banjir mulai surut. Namun, bahaya banjir tetap mengancam karena menurut Badan Meteorologi dan Geofisika, dua hari ini hujan akan terus mengguyur Jakarta dan sekitarnya. JONIANSYAH | SISWANTO | DWI RIYANTO AGUSTIAR | SOFIAN | RAFLY WIBOWO | IBNU RUSYDI Post Date : 06 Februari 2007 |