Korban Banjir Kekurangan Air Bersih

Sumber:Kompas - 01 April 2010
Kategori:Air Minum

BANDUNG, KOMPAS - Sekitar 2.132 warga Kecamatan Baleendah dan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang bertahan di pengungsian mengeluhkan kurangnya air bersih. Untuk kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa mengolah air sungai atau sisa genangan banjir dengan alat pengolahan air cepat bantuan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

Kondisi itu ditemukan di tenda pengungsian yang dibangun bagi warga RT 5 RW 8 Desa Dayeuhkolot, Kecamatan Dayeuhkolot, Rabu (31/3). Warga setempat dalam tiga hari terakhir belum mendapat suplai air bersih dari kecamatan.

Pada Rabu siang, mereka baru memperoleh suplai air bersih sebanyak empat tandon yang masing-masing berkapasitas 200 liter. ”Kami harus mengantre di kampung sebelah yang salah satu warganya punya pompa air. Untuk mandi di sana, harus bayar Rp 1.000,” ujar Siti Rohayah (36), seorang pengungsi.

Wiwin (28), warga Kampung Djambatan, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah, bahkan mengaku belum mandi hampir seminggu ini. Bagi ibu dua anak itu, mengeluarkan Rp 1.000 per hari untuk mandi teramat berat. Terlebih, suaminya yang pekerja serabutan sudah tidak bekerja lagi hampir tiga bulan ini karena banjir. ”Paling-paling hanya cuci muka dan gosok gigi dengan air mineral bantuan dapur umum,” ujarnya.

Gatal-gatal

Ada ratusan warga yang senasib dengan Wiwin dan Siti. Akibatnya, banyak warga yang mengeluhkan gatal-gatal.

Hal itu seperti dialami Uripah (31), warga RT 1 RW 9 Desa Dayeuhkolot. Ia mengalami gatal di sela-sela jari kakinya. Ketiadaan air bersih membuat Uripah sukar membersihkan kakinya yang berhari-hari terkena lumpur.

Warga memanfaatkan 25 unit alat pengelolaan air cepat sumbangan dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum pada November 2009. (REK)



Post Date : 01 April 2010