|
Palembang, Kompas - Sebagian dari sekitar 24.000 jiwa yang menjadi korban banjir di sejumlah kecamatan di Kota Palembang, Sumatera Selatan, diserang berbagai penyakit yang bersumber dari air kotor yang merendam lingkungan dan rumah mereka sejak sebulan terakhir. Korban banjir berharap pemerintah segera memberikan bantuan obat-obatan untuk menanggulangi penyakit yang mereka derita, seperti gatal-gatal, pusing-pusing, influensa, dan diare. Pemantauan Kompas di beberapa titik banjir di Palembang, Kamis (27/1), menunjukkan, puluhan warga yang rumahnya terendam banyak yang mengungsi ke tenda-tenda darurat, yang didirikan mereka sendiri di pinggir-pinggir jalan. Menurut pengakuan para korban banjir, sejauh ini mereka belum mendapat bantuan makanan atau obat-obatan dari Pemerintah Kota Palembang, yang telah beberapa kali meninjau ke daerah banjir. Padahal, bantuan tersebut sangat dibutuhkan karena aktivitas ekonomi warga tersendat dan mulai diserang berbagai penyakit. Sejumlah warga korban banjir berusaha mencari bantuan obat-obatan dengan mendatangi pos komando (posko) bantuan dari Partai Keadilan Sejahtera Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ilir Barat I, Palembang, yang memberikan bantuan obat-obatan secara gratis. Sebagian korban juga mendapat bantuan masing-masing lima kilogram beras, yang dibagikan di posko banjir Partai Demokrat Sumsel. Para korban banjir yang terserang penyakit rata-rata berusaha mengobati sakitnya dengan obat apa adanya. "Kaki saya gatal-gatal sejak seminggu lalu, dan belum sembuh. Saya obati seadanya saja dengan salep kulit," kata Dede (21), warga Kelurahan Bukit Baru, Kecamatan Ilir Barat I. Seorang bocah bernama Johari (7) juga menderita pilek dan batuk-batuk setelah bermain di air yang merendam rumahnya. "Air banjir sekarang ini tambah kotor dan baunya menyengat. Soalnya, air itu bercampur dengan kotoran," kata Erma (23), warga lain. Belum ada bantuan Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kota Palembang yang sekaligus menjadi Sekretaris Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana dan Pengungsi, Hendri Yansah, mengakui, hingga kini belum ada bantuan kepada korban banjir di Palembang. "Saat ini kami baru menerima laporan dari lima kecamatan, dan sedang mengajukan permohonan bantuan ke Pemprov Sumsel. Kami juga telah mendirikan tenda darurat di posko-posko banjir di beberapa tempat," katanya. Menurut data Satlak Penanggulangan Bencana dan Pengungsi di Palembang, banjir kali ini menimpa 24.000 jiwa di lima kecamatan, seperti di Kecamatan Gandus, Kertapati, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, dan Ilir Barat I. Puluhan sekolah dan tempat ibadah, juga ikut terendam sehingga tidak bisa digunakan. Kawasan di sini terendam air setinggi setengah meter hingga satu meter. (IAM) Post Date : 28 Januari 2005 |