Korban Banjir di Kalteng Terserang Berbagai Penyakit

Sumber:Media Indonesia - 15 April 2005
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PALANGKARAYA (Media): Korban banjir di empat kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terserang berbagai penyakit. Pemerintah setempat menyiagakan puskesmas selama 24 jam.

Korban banjir tersebut berada di empat kabupaten, yaitu Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya, dan Kabupaten Kapuas. Penyakit yang menyerang mereka di antaranya diare, gatal-gatal, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Menurut Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Karo Humas) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng Muchtar kepada Media di Palangkaraya, kemarin, selain puskesmas, Dinas Kesehatan pemerintah setempat juga menyiagakan sejumlah posko kesehatan dan para medis untuk menerima pasien. Dengan disiagakannya sarana kesehatan tersebut, masyarakat yang mulai terserang berbagai penyakit pascabanjir dapat langsung berobat secara cuma-cuma.

''Dari dinas Kesehatan Provinsi Kalteng pun saat ini sudah mulai mengirimkan sejumlah tim medis untuk membantu tim medis di kabupaten yang dilanda banjir serta obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan mereka dan mengantisipasi kejadian yang tidak terduga,'' kata Muchtar.

Kepala Seksi Penanggulangan Wabah Penyakit dan Kejadian Luar Biasa Dinas Kesehatan Kalteng Mulin Simangunsong kepada Media membenarkan adanya tim dari Dinas Kesehatan Kalteng turun kelapangan dan telah menyalurkan 27 macam obat-obatan untuk korban banjir.

Kondisi banjir di empat kabupaten itu sejak kemarin mulai surut. Di Kabupaten Murung Raya dan Kapuas ketinggian air hanya sekitar 30 sentimeter (cm) hingga 50 cm, padahal semula mencapai dua meter. Sedangkan di Kabupaten Barito Utara dan Barito Selatan ketinggian air menyurut hingga satu sampai dua meter. Sebagian masyarakat mulai menempati rumah mereka, sebagian lagi masih bertahan di pengungsian, menunggu sampai banjir benar-benar surut.

Masih libur

Berbeda dengan di Kalteng, banjir yang melanda sejumlah kabupaten di Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga kemarin belum surut. Akibatnya, proses belajar di ratusan sekolah masih diliburkan.

Di Kabupaten Hulu Sungai Utara yang merupakan daerah terparah dilanda banjir, sedikitnya 168 sekolah dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah lanjutan atas diliburkan tanpa batas waktu.

Wakil Bupati Hulu Sungai Utara Muhammad Welni yang juga Ketua Satuan Koordinasi dan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satkorlak) Hulu Sungai Utara, kemarin, mengatakan, sejak bencana banjir melanda 90% wilayahnya, kegiatan belajar-mengajar pada ratusan sekolah diliburkan.

Welni mengakui, banjir yang melanda wilayah ini sebanyak tiga kali dalam tahun ini mengakibatkan proses belajar siswa terganggu. Ribuan siswa terancam tertinggal pelajaran, padahal mereka akan menghadapi ujian akhir.

Kebijakan libur sekolah karena alasan banjir juga dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Selatan dan Barito Kuala. Di beberapa kawasan di Tabalong banjir mulai surut, tetapi empat kabupaten lainnya masih terendam.

Banjir, kemarin, juga mengakibatkan ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Wanareja, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), gagal melaksanakan ujian tengah semester akibat sekolah mereka terendam. Banjir yang terjadi sejak Rabu (13/4) malam hingga kemarin menggenangi semua ruang kelas, ruang guru, dan perpustakaan dengan ketinggian 40 cm hingga 50 cm.

Di Boyolali, Jateng, satu unit rumah penduduk Dukuh Gunungan, Desa Jero, Kecamatan Selo, rata dengan tanah dan sembilan lainnya rusak parah akibat tertimpa longsor, Rabu sore. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun tiga warga sempat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka akibat tertimpa bangunan rumah mereka yang roboh.

Dari Palembang dilaporkan, ratusan hektare (ha) tanaman padi di 22 desa di Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Sumatra Selatan (Sumsel), dipastikan gagal panen akibat terendam banjir berkepanjangan. Untuk menyambung hidup sehari-hari, sebagian petani di daerah lumbung beras Sumsel tersebut eksodus ke Kota Palembang menjadi tukang becak.

Banjir akibat meluapnya Sungai Musi ini berlangsung hampir satu bulan terakhir. Jika tidak terendam banjir, tanaman padi para petani itu bisa dipanen Juni mendatang. (SS/DY/LD/FR/AY/N-1)



Post Date : 15 April 2005