|
SD TERENDAM - Gedung Sekolah Dasar (SD) Negeri Nomor 68/IV Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura ,Kota Jambi ,berupa papan dan berbentuk rumah panggung terendam banjir hampir sebulan, Desember lalu. Kini gedung SD bertiang, dinding, dan lantai kayu itu terancam rusak karena terlalu lama terendam banjir. JAMBI - Departemen Pertanian memberikan sekitar 200 ton bantuan benih padi kepada para petani korban banjir di Provinsi Jambi. Bantuan tersebut diserahkan Sekjen Departemen Pertanian Dr Ir Memet Gunawan kepada Gubernur Jambi Drs H Zulkifli Nurdin di rumah dinas Gubernur Jambi, Selasa (13/1). Memet Gunawan meminta, benih padi varietas IR-46 tersebut segera disalurkan kepada para petani yang gagal panen akibat banjir di delapan kabupaten dan Kota Jambi. Penyaluran bantuan itu harus benar-benar diawasi agar benar-benar sampai kepada petani yang membutuhkan atau tidak sampai diselewengkan. Dikatakan, bantuan benih padi itu harus segera disampaikan kepada petani agar para petani di daerah itu, yang mencoba beralih menjadi penebang hutan pascabanjir, dapat kembali mengolah lahan pertanian mereka. Sedangkan kekurangan bantuan diharapkan dapat diupayakan melalui penghimpunan bantuan kepada berbagai pihak, khususnya kepada para pengusaha. "Bantuan benih yang diberikan Departemen Pertanian kepada petani korban banjir masih kurang karena dana yang kurang. Untuk itu, kita mengharapkan berbagai pihak yang peduli pada korban banjir banjir dapat menghimpun dan memberikan bantuan memberdayakan ekonomi petani di daerah yang dilanda banjir," katanya. Sementara itu Gubernur Jambi menjelaskan, daerah tersebut masih kekurangan sekitar 600 ton benih padi untuk membantu para petani yang gagal panen akibat banjir Desember 2003 dan awal Januari 2004. "Total bantuan benih padi yang dibutuhkan dan sudah diusulkan ke Departemen Pertanian sekitar 800 ton. Saat ini, kita baru mendapat bantuan 200 ton. Berarti masih ada kekurangan benih padi sekitar 600 ton," katanya. Disebutkan, banyaknya kebutuhan benih padi di daerah itu karena lahan pertanian, khususnya sawah yang diterjang banjir sangat luas. Tanaman padi yang puso akibat banjir di daerah itu mencapai 20.416,5 hektare dan rusak ringan sekitar 20.520 hektare. Sedangkan tanaman jagung yang puso sekitar 1.266,5 hektare dan rusak ringan 12,7 hektare. Kemudian, tanaman kedelai yang puso sekitar 224,5 hektare dan rusak ringan 165 hektare. Kebutuhan benih jagung di daerah itu sekitar 35 ton dan benih kedelai sekitar delapan ton. Selain itu, masih tedapat ribuan hektare tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang puso dihantam banjir. Kemudian ratusan hektare tambak ikan rusak dan ratusan keramba ikan (kolam terapung) hanyut. Hingga kini, para petani ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan tersebut belum mendapatkan bantuan modal usaha. Surabaya Tergenang Sementara itu, Kota Surabaya, kembali tergenang Selasa (13/1) setelah hujan lebat turun selama tiga jam sejak pukul 13.30 wib. Di beberapa ruas jalan, ketinggian genangan mencapai 50 cm, bahkan di lahan parkir di salah satu kompleks pertokoan di Jalan Mayjen Sungkono, ketinggian genangan 60 cm. Dampak tingginya air di tempat parkir tadi, menyebabkan semua sepeda motor yang sedang diparkir, hanya kelihatan tempat dukuk dan stangnya. Mobil jenis sedan kelihatan mulai bbadan kendaraan ke atas. Meskipun banjir masih terjadi di ruas-ruas jalan yang menjadi langganan banjir, seperti Mayjen Sungkono, Indragiri, Ciliwung, Embong Malang, Opak, Prof Dr Moestopo, serta Jalan Banyu Urip setinggi rata-rata 50 cm, namun genangan cepat surut. Satu jam setelah hujan reda, genangan berangsur-angsur berkurang. Khusus yang terjadi di saluran utama Banyu Urip, pada banjir Selasa kemarin, akibat salah satu tanggulnya jebol. Tanggul tersebut pada awal Januari sudah jebol, setelah diperbaiki sekarang jenol lagi. Akibat jebolnya saluran Banyu Urip, puluhan rumah warga tergenang. Air yang memasuki rumah warga antara 20-30 cm. Mendengar informasi tanggul saluran Banyu Urip jebol, petugas pengendalian banjir Surabaya, langsung menyumbat menggunakan pasir. Berbeda dengan genangan pada awal Januari lalu, menyebabkan macet di mana-mana. Pada genangan kemarin, tidak sampai terjadi kemacetan, hanya terjadi di sekitar kawasan yang tergenang air. Penyebab banjir karena saluran di kanan-kiri jalan tidak seimbang dengan lebar jalan. Kedalaman saluran rata-rata hanya sekitar 80 cm, lebar satu meter, sedangkan lebar jalan sampai 6-8 meter sehingga ketika turun hujan deras, genangan mudah terjadi terutama di kantong-kantong genangan. Dari pengamatan Pembaruan, jalan Basuki Rachmad, Cendana, Panglima Sudirman bagian selatan, semula genangannya tidak terlalu parah. Pada hujan lebat kemarin tinggi genanagnnya rata-rata 20 cm. Warga kota berharap agar air yang menggenangi kota saat musim penghujan, bisa cepat surut. "Tirulah langkah mantan Wali Kota Surabaya Dr Purnomo Kasidi. Tiada hari tanpa membersihan got dan saluran air. Saat itu, genangan tidak sampai terjadi karena salurannya lancar,'' ungkap warga kota kepada Pembaruan. (080/141) Post Date : 15 Januari 2004 |