BEKASI, (PR).- Banjir yang menggenangi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cikarang Timur, Kecamatan Cikarang Utara, dan Kecamatan Kedungwaringin hingga kini belum surut. Bahkan, pada Jumat (15/10) dini hari, banjir kembali menyergap Perumahan Papan Mas, Kecamatan Tambun Selatan meski pada Jumat siang sudah surut.
Sementara warga yang mengungsi mulai diserang penyakit. Kebanyakan dari mereka menderita diare dan demam.
"Kami mohon para pejabat Pemkab Bekasi lebih peduli melihat nasib kami. Kami belum ada bantuan makanan, apalagi air bersih. Tempat pengungsian juga semakin kotor dan tidak layak," ucap Oden (32) salah seorang warga.
Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bekasi, Ari Muharman yang dihubungi mengaku belum mengecek ke lapangan. Namun, dia sudah memerintahkan semua UPTD Kesehatan untuk siaga.
"Kami sudah salurkan bantuan obat-obatan baik obat flu, demam, maupun diare ke masing-masing puskesmas agar tanggap dan siaga untuk menolong korban banjir," katanya.
Kembali banjir
Perumahan Papan Mas menjadi langganan banjir karena merupakan daerah cekungan. "Apalagi, perumahan tersebut sangat berdekatan dengan Kali Sadang yang biasa meluap jika ada kiriman air dari Bogor," ucap Camat Tambun Selatan, Tuftana.
Khusus di Tambun Selatan, menurut Tuftana, peralatan evakuasi dan tenda posko kesehatan ataupun dapur umum sudah disiapkan sejak musim hujan mulai.
"Warga dari awal sudah tahu jika musim hujan, wilayah Perumahan Papan Mas pasti kebanjiran. Oleh karena itu, kami sudah pasang sejak kemarin tenda pengungsian ataupun posko kesehatan," tuturnya.
Sementara di Desa Laban Sari Kec. Cikarang Timur, Desa Bojong Sari Kecamatan Kedungwaringin, dan Desa Simpangan serta Desa Karang Asih di Kecamatan Cikarang Utara yang terendam banjir hampir tiga hari, hingga kini belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi.
"Belum ada satu pun bantuan makanan ataupun air bersih yang disalurkan ke desa kami. Sejak kemarin kami hanya mengandalkan saudara untuk mengirimkan makanan. Untuk air bersih kami meminta ke tetangga yang masih punya persediaan air bersih," ujar salah seorang warga Laban Sari, Adi (35).
Garut
Sementara itu, relokasi terhadap warga korban banjir bandang di Desa Tanjungkarya, Kec. Samarang, Kab. Garut belum juga dilakukan. Akibatnya, tiga belas kepala keluarga yang rumahnya rusak diterjang banjir lumpur masih bertahan di pengungsian.
Demikian diungkapkan Camat Samarang Dra. Rusmanah, Jumat (15/10). Sebanyak 62 KK yang menjadi korban longsor merupakan warga dari Kampung Makam dan Kampung Awiligar Desa Tanjungkarya, Kecamatan Samarang. Dari 62 KK yang jadi korban, hingga saat ini 13 KK atau sekitar 36 jiwa masih tinggal di pengungsian karena rumahnya rusak berat. "Mereka tidak bisa menempati rumahnya karena rusak berat," katanya.
Longsor yang melanda dua kampung di Desa Tanjungkarya tersebut terjadi 15 Februari 2010. (A-158/A-186)
Post Date : 16 Oktober 2010
|