|
Jakarta, Kompas - Korban banjir luapan Sungai Ciliwung dan Pesanggrahan di Jakarta hingga Jumat (23/11) malam mencapai 11.354 warga, 1.041 orang di antaranya mengungsi di sejumlah tempat. Korban terkonsentrasi di Jakarta Selatan dan ketinggian banjir mencapai 2 meter. Hingga Jumat malam masih ada 9 kelurahan yang dilanda banjir: 2 kelurahan di Jakarta Timur (Kampung Melayu, Cililitan), 4 kelurahan di Jakarta Selatan (Bukit Duri, Pejaten Timur, Pesanggrahan, Cipulir), dan 3 kelurahan di Jakarta Barat (Kedoya Selatan, Sukabumi Selatan, Kelapa Dua). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI, banjir paling parah terjadi di Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Ketinggian banjir mencapai 2 meter akibat luapan Sungai Pesanggrahan. Mulai Kamis, banjir cukup luas sudah terjadi di kawasan bantaran Sungai Ciliwung meliputi Kampung Melayu, Bukit Duri, Bidaracina, Kramat Jati, dan Cililitan. Luapan sungai itu merendam permukiman warga setinggi 65-250 sentimeter. Saat itu, banjir melanda 13 kelurahan di Jakarta. Sebanyak 5.407 rumah terendam dan 234 orang mengungsi karena rumah mereka terendam hingga atap. Pada Jumat sore, longsor juga terjadi pada dinding turap Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Kilometer 29 dan Km 30, sekitar kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. ”Kami memperkirakan longsor ini terjadi karena tanah jenuh dengan air akibat saat itu sedang turun hujan lebat,” kata Direktur Utama PT Jalan Tol Lingkar Luar Septerianto Sanaf. Di tengah hujan lebat, Jumat sore, empat pohon juga tumbang di beberapa tempat di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan serta menimpa mobil yang melintas. Ratman, pengemudi mobil itu, cedera dan dibawa ke Rumah Sakit UKI. Hujan tertinggi Desember Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Mulyono Rahadi Prabowo memprediksi curah hujan tertinggi baru akan terjadi Desember yang mencapai 300 milimeter. Pada November ini baru 250 milimeter. ”Curah hujan harian 150 mm di kawasan Depok dan Bogor. Rabu dan Kamis kemarin bisa menjadi perkiraan untuk mewaspadai terjadinya banjir di Jakarta untuk ke depan,” kata Mulyono. Kepala Humas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane Putu Wirawan mengungkapkan, luapan yang terjadi pada Sungai Ciliwung dan Pesanggrahan dipengaruhi memburuknya kondisi lingkungan di kawasan hulu dan hilir. Normalisasi di kawasan hulu ini membutuhkan koordinasi antarpemerintah daerah. Tidak sedikit kawasan hulu sudah beralih fungsi dari kawasan perkebunan menjadi permukiman. Kepala Seksi Sungai, Danau, Waduk, dan Pantai pada Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane, Krishna, menegaskan, banjir di Jakarta Selatan dan Jakarta Barat pun tidak terlepas dari memburuknya Daerah Aliran Sungai (DAS) Pesanggarahan akibat alih fungsi lahan. Sebanyak 60 persen dari 17.737 hektar DAS Pesanggrahan sudah menjadi lahan terbangun. Data Balai Pengelolaan DAS Citarum-Ciliwung, terdapat 1,2 juta jiwa tinggal di DAS Pesanggarahan dengan tingkat kepadatan 6.900 jiwa per kilometer persegi. ”Kalau daerah resapan air sudah beralih fungsi menjadi lahan terbangun, tidak bisa menyalahkan alam kalau terjadi banjir,” kata Krishna. Normalisasi Ciliwung Sebagai bagian dari normalisasi Ciliwung, pemerintah berencana menata permukiman kumuh di sepanjang bantaran kali sepanjang 35 km. Setelah permukiman ditata, badan sungai akan dilebarkan dan dikeruk. Dalam rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, kemarin, Menko Kesra Agung Laksono memastikan akan melanjutkan program yang sudah ada. ”Kami konsentrasikan dulu ke penataan rumah, setelah itu pelebaran sungai,” kata Agung. Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz mencatat ada sekitar 34.000 keluarga yang tinggal di sepanjang 35 km aliran Sungai Ciliwung. Tahap awal, sebanyak 6.000 keluarga akan direlokasi ke dua lokasi tanah milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu Pasar Rumput di Jakarta Selatan dan bekas gedung Dinas Teknis di Jakarta Timur. Di kedua tempat itu, menurut rencana, akan dibangun rumah susun sewa. Pembangunan akan dimulai awal tahun 2013 dalam waktu satu tahun. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun siap melakukan pendekatan kepada warga yang menolak direlokasi. ”Kalau tidak mau, tidak apa-apa. Nanti kita subsidi. Bagian saya untuk ngomong ke warga,” kata Jokowi. Jumat sore, sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta juga menggelar pertemuan membicarakan masalah banjir. Banjir di banyak wilayah Selain di Jakarta, banjir dan longsor juga melanda sejumlah wilayah. Di Jawa Tengah bagian selatan, sejak dua hari terakhir, banjir dan longsor menyebabkan dua orang tewas, yaitu di Kabupaten Banjarnegara dan Cilacap. Sebanyak 180 warga di Kecamatan Sidareja dan Majenang, Cilacap, hingga semalam, masih mengungsi. Sedikitnya 1.000 rumah di kawasan itu terendam banjir.(FRO/WIN/GAL/MKN/PIN/MDN/NDY/GER) Post Date : 24 November 2012 |