|
SEMARANG UTARA - Pengelola Pasar Purwogondo mengeluhkan kekurangan kontainer sampah yang hanya disediakan satu unit oleh Dinas Kebersihan. Kontainer itu bukan hanya untuk membuang sampah dari pasar tetapi juga dari perkampungan di sekitarnya. Kepala Pasar Purwogondo Sunardi, Jumat (1/4) saat mengikuti Resik-resik Kutha menjelaskan, kontainer itu mestinya hanya untuk keperluan pasar. Namun ternyata banyak warga dari Dadapsari dan Purwoyoso yang juga membuang sampah di kontainer itu. Dia mengaku sering melihat warga dari luar kedua kelurahan itu membuang sampah ke tempat itu. Mereka sering tidak tertib dan hanya melemparkan tas plastik berisi sampah. ''Akibatnya, sampah-sampah itu ada yang tercecer di sekitar kontainer,'' kata dia. Pembuangan sampah yang terkonsentrasi di tempat itu, kata dia, menyebabkan kontainer cepat penuh. Padahal truk yang membawanya ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Jatibarang, juga sering datang terlambat. Akibatnya, sampah di dalam kontainer pun menumpuk. ''Kami berharap, Pemkot bisa memberikan tambahan, sedikitnya satu kontainer lagi,'' kata dia. Sementara itu, dalam Resik-resik Kutha yang diprakarsai New Exi Production, Suara Merdeka, Pemkot, dan Djarum 76, kemarin, diikuti sekitar 25 aparat Dinas Pasar yang terlihat membersihkan sampah di pasar itu. Mereka menyapu sampah yang umumnya berupa daun-daunan dan buah. Setelah terkumpul, sampah kemudian diangkat dengan sekop, dan dimasukkan ke dalam keranjang. Sampah lalu dibuang ke kontainer. Sosialisasi Selain membersihkan lingkungan, juga melakukan sosialisasi. Bentuk sosialisasi adalah memperingatkan pedagang agar tidak membuang sampah sembarangan. Mereka diminta menyediakan keranjang untuk penampungan sementara sampah. Menurut pengamatan Suara Merdeka, rata-rata pedagang memang sudah menyediakan tempat sampah. Namun ada pula yang tidak menyediakan sehingga sampah berceceran di sekitar tempat dasaran. ''Tolong mas, sampahnya jangan dibuang di situ,'' ujar seorang petugas. (G6-64m) Post Date : 02 April 2005 |