Jakarta, Kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mengatur produksi air bersih secara mandiri oleh perusahaan besar. Pengaturan diperlukan karena tarif yang dikenakan kepada mereka menjadi sumber subsidi bagi pelanggan miskin.
”Izin produksi air bersih secara mandiri di Jakarta harus ditinjau dan ditunda. Jika banyak perusahaan besar yang melakukannya, dana subsidi bagi pelanggan miskin bakal berkurang. Kondisi itu menyebabkan pemerintah harus memberikan subsidi bagi pelanggan atau menaikkan tarif,” kata anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Andyka S, Rabu (13/1) di Jakarta Pusat.
Sebelumnya, PT Pelindo II, PT Pembangunan Jaya Ancol, dan Plaza Indonesia sudah atau sedang menyiapkan pengolahan air secara mandiri. Pelindo II dan PT Pembangunan Jaya Ancol menggunakan sistem reverse osmosis (RO) untuk mengolah air laut menjadi air bersih dan Plaza Indonesia mengolah air limbah menjadi air bersih.
”Jika perusahaan besar memaksa tetap akan mengolah air bersih sendiri, mereka harus dikenai pungutan untuk memberikan subsidi bagi pelanggan air bersih dari kelompok kecil,” kata Andyka.
Sistem RO dapat menghasilkan air dengan biaya Rp 5.200 per meter kubik. Pengelolaan air limbah menjadi air bersih biayanya hanya Rp 4.500 per meter kubik. Adapun tarif PAM Jaya untuk pelanggan besar Rp 12.550 per meter kubik.
Menjadi pelajaran
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin mengatakan, pengolahan air bersih secara mandiri dapat menjadi pelajaran bagi kedua mitra swasta PAM Jaya, PT Palyja dan PT Aetra. Kedua perusahaan itu harus terus meningkatkan pelayanan dan memenuhi kebutuhan pelanggan besar agar mereka tidak perlu membangun pengolahan air sendiri.
Anggota DPRD, Aliman Aat, mengatakan, kedua mitra PAM Jaya harus meningkatkan efisiensi dan merestrukturisasi tarif. Jika produksi dan distribusinya efisien, tarif dapat diturunkan dan perusahaan besar tidak perlu memproduksi air sendiri
Direktur Umum PT Aetra Syahril Japarin mengatakan, untuk Ancol, pihaknya mampu menyediakan air bersih sampai 13.500 meter kubik per hari dan konsumsi Ancol hanya 11.500 meter kubik per hari. (ECA)
Post Date : 14 Januari 2010
|