Konservasi Air Tanah Mendesak

Sumber:Kompas - 20 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
Jakarta, kompas - Kondisi air tanah di Jakarta dan sekitarnya sudah kritis. Realisasi konservasi air sangat mendesak dan jangan sebatas wacana. Tanpa hal itu, Jakarta akan menghadapi masalah besar.

"Gubernur DKI Jakarta yang baru pada kampanye dulu nyaris tidak menyentuh isu yang krusial ini," kata Nila Ardhianie dari Amrta Institute for Water Literacy, Jumat (19/10).

Masyarakat yang menikmati air tanah cukup melimpah juga cenderung lalai. Mereka tidak menyadari air bisa menjadi sumber daya langka. Oleh karena itu, Nila menekankan soal pentingnya edukasi kepada masyarakat.

Yani (40), warga RT 08 RW 08, Kelurahan Grogol Selatan, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, misalnya, menyebut air di lingkungannya masih melimpah. Dia tidak membuat sumur resapan.

Nila mengatakan pula, proyek pembangunan berskala besar kerap kali berdampak pada menyusutnya air tanah sehingga warga sekitar menjadi kesulitan.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Maret 2007 menyebut 70 persen sumur air tanah di Jakarta sudah tercemar bakteri E coli. Menurut Nila, hal itu karena Jakarta masih primitif dalam hal sanitasi kota dan belum memiliki sistem sanitasi yang terpadu (sewerage system). "Ini pekerjaan rumah besar buat gubernur baru," ujarnya.

Sementara Nengsih, pedagang dan penyedia jasa gali sumur di Pertokoan Kenari Mas, Jakarta Pusat, menyebutkan, permintaan pompa dan pembuatan sumur baru sekarang tidak lagi dari daerah yang sulit air saja, tetapi juga dari daerah-daerah yang selama ini dikenal tidak sulit air.

"Sekarang pembeli pompa banyak dari Kemayoran, Johar, Pondok Gede, Kebayoran, Cimanggis. Dulu, mana pernah orang dari daerah-daerah itu beli pompa besar," kata Nengsih.

Kesulitan air juga dialami warga di Bantar Gebang, Bekasi. Kesulitan menjadi-jadi setelah dari enam sumur artesis yang dibuat di tiga kelurahan, hanya empat yang masih berfungsi normal.

Intrusi air laut saat ini juga telah mencapai Kelurahan Duri Kepa, Jakarta Barat, di dekat Jalan Tol Jakarta-Merak. Akibatnya, air tanah menjadi payau. (sf/arn/cok)



Post Date : 20 Oktober 2007