|
Harga minyak yang melambung membuat orang makin kreatif. Adalah Muhammad Nurhuda, 44 tahun, yang tergugah mencari terobosan pemanfaatan energi murah bagi masyarakat. Hasil kreasi dosen Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Brawijaya, Malang, itu adalah kompor biomassa ramah lingkungan. Bedanya, jika kompor konvensional berbahar bakar minyak atau gas, kompor biomassa menggunakan sampah. Misalnya kayu, plastik, dan daun kering. Uniknya, ketika dibakar dalam kompor biomassa, bahan-bahan itu hampir tidak menimbulkan asap sehingga ramah lingkungan. Dari satu kilogram bahan bakar, bisa dinyalakan api selama satu jam. Untuk memperbesar nyala api, bisa digunakan kipas blower listrik. ''Biomassa artinya semua bahan berasal dari makhluk hidup,'' kata Nurhuda. Kompor ciptaan lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, itu terbuat dari stainless steel dengan berat sekitar 2 kilogram, berdiameter 12,5 sentimeter, dan tinggi 50 sentimeter. Pria kelahiran Mojokerto itu cekatan menggunakan kompor biomassa. Dimulai dengan memasukkan kayu atau remah-remah gergajian ke tabung kompor. Kemudian sedikit spiritus dituangkan, dan batang korek yang menyala dilempar ke dalam tabung. Lalu, wuss... api pun menyala. Spiritus berfungsi mempercepat pembakaran. Selain spiritus, dapat pula digunakan kertas. Tidak lama kemudian, muncul api warna biru, mirip kompor gas elpiji. Menurut doktor lulusan Bielfeld, Jerman, pada 1997 itu, api biru muncul karena pembakarannya dua tahap. Pertama, terjadi pembakaran kayu, oksigen, metana, dan nitrogen yang menghasilkan asap. Asap dan oksigen yang terbakar menghasilkan api membiru. Kedua, pembakaran arang dan oksigen yang menghasilkan karbondioksida. Pembakaran kedua ini mirip tungku dan menyala lebih oke dibandingkan dengan nyala pembakaran pertama. "Itu merupakan bagian dari Teori Gasifikasi, teori yang mendasari kompor biomassa ini," Nurhuda menerangkan. Dua kali pembakaran itu akan terlihat dari nyala api yang dihasilkan. Pada pembakaran pertama, api menyala dari bahan yang dibakar. Pada pembakaran berikutnya, api keluar dari lubang-lubang yang berada di sisi dinding tabung kompor. Kompor biomassa itu, antara lain, terdiri dari komponen tabung luar (penghasil udara panas) dan tabung dalam (pengatur udara dan penghasil asap), penampung abu, ruang bahan bakar, serta blower (bisa memakai blower atau tidak) untuk memperbesar nyala api. Jika diproduksi secara massal, sebuah kompor biomassa tanpa blower bisa dijual dengan harga Rp 60.000 per unit. Jika memakai blower, kompor itu dapat dipasarkan dengan harga Rp 100.000 per unit. Post Date : 09 Juli 2008 |