KLB Diare,Tapsel Bentuk Posko

Sumber:Koran Sindo - 25 Agustus 2010
Kategori:Sanitasi

TAPANULI SELATAN(SINDO) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Tapanuli Selatan (Tapsel) telah membentuk posko-posko di beberapa desa yang terjangkit penyakit diare untuk pencegahan dan percepatan penanggulangan penyakit tersebut.

“Kami sudah membentuk poskoposko terdekat di beberapa desa, seperti di Desa Aek Badak Julu dan Aek Badak Jae,Kecamatan Sayurmatinggi,” ungkap Kepala Dinkes Pemkab Tapsel Sarmadhan Harahap saat dihubungi SINDOmelalui ponselnya kemarin. Posko-posko tersebut siaga 24 jam.Jika ada masyarakat yang terkena diare, diharapkan segera mendatangi posko yang sudah dibentuk untuk mendapatkan pertolongan.

Warga tidak perlu membayar sepeser pun untuk mendapatkan pelayanan. Sarmadhan menyatakan, selain membentuk posko, mereka memberikan melakukan penyuluhan kesehatan kepada seluruh warga di Desa Aek Badak Julu dan Aek Badak Jae. Pasalnya,masih banyak warga yang belum mengetahui cara untuk menjaga pola makan yang sehat dan bersih.

Kemarin, Dinkes Provinsi Sumatera Utara (Sumut) juga sudah datang ke desa tersebut untuk mengambil sampel-sampel yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian, termasuk air yang dikonsumsi warga, feses, dan muntahan penderita. Hingga kemarin, Sarmadhan mengungkapkan, jumlah warga yang terkena diare sebanyak 24,sedangkan yang meninggal dunia seorang.

Namun,seluruh pasien yang sebelumnya dirawat di puskesmas sudah pulang ke rumah masing-masing karena kondisi kesehatan mereka membaik.“Kami belum menerima laporan tentang pertambahan jumlah penderita diare,”tandasnya. Sementara itu, anggota DPRD Tapsel Borkat Harahap mengingatkan kepada Dinkes Pemkab Tapsel tetap siaga menanggulangi wabah penyakit diare.

Berbagai pihak,termasuk anggota DPRD, sangat khawatir dengan wabah diare yang merebak di daerah ini, terutama setelah Dinkes Provinsi Sumut menetapkan Tapsel sebagai daerah kejadian luar biasa (KLB) diare. “Kami minta posko-posko yang dibentuk tersebut agar tetap diaktifkan 24 jam agar masyarakat tidak merasa khawatir dengan penetapan KLB diare ini,”tuturnya.

Di tempat terpisah,Kepala Dinkes Pemko Padangsidimpuan Doriah Hafni Lubis menyatakan,sebagai daerah yang bertetangga langsung dengan Kabupaten Tapsel, warga Kota Salak ini juga perlu mewaspadai wabah diare. Dia mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Kota Salak agar menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat dan bersih.Selain itu,warga diminta tidak mengonsumsi makanan dan minuman sembarangan.

“Atas kejadian di daerah tetangga Kota Padangsidimpuan, saya mengingatkan kepada warga agar menjaga kesehatannya dan lingkungan yang bersih,“ ujarnya. Untuk diketahui, Dinkes Provinsi Sumut telah menetapkan status KLB diare pada Kabupaten Tapsel sejak Sabtu (21/8).Pasalnya,dalam rentang lima hari sejak 17 Agustus, sudah ada 24 penderita dengan seorang meninggal dunia.

Senin (23/8), Dinkes Provinsi Sumut juga telah menurunkan tim yang terdiri dari surveillance dan pemegang program diare ke Desa Aek Badak Julu dan Aek Badak Jae, Kecamatan Saur Matinggi. Kepala Seksi Bimbingan Pengendalian (Bimdal) Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi Sumut Suhadi menambahkan, status KLB tahun ini merupakan hal yang baru karena 2009 tidak ada satu status KLB di daerah mana pun untuk penyakit diare. “Berdasarkan laporan yang kami peroleh, saat terjadi kasus diare,Dinkes sudah memberikan oralit kepada penderita,” ujarnya. (nina rialita)



Post Date : 25 Agustus 2010