|
YOGYAKARTA, KOMPAS Lebih dari 26 desa di Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, sejak sebulan terakhir mengalarni krisis air bersih. Kemarau tak merata membuat penduduk di empat kecamatan menderita kekurangan air bersih. Sedangkan di Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DI Yogyakarta, persediaan air bersih hanya cukup hingga akhir bulan juni 2004. Krisis air di Gunung Kidul ini dirasakan penduduk di 11 dari 18 kecamatan yang ada. Untuk membantu masyarakat memperoleh air bersih, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten mulai mendistribusikan air bersih ke empat kecamatan yang menderita kekurangan air. H Wagiyono, Kepala Bagian Sosial Pemkab Klaten mengatakan, pendistribusian air bersih dimulai Selasa (15/6). "Pendistribusian akan kami lakukan di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Tulung, dan Jatinom," kata Wagiyono. Empat kecamatan tersebut merupakan wilayah paling kering di Klaten dan selalu rawan air. Sukidi, Kepala Subbagian Kesejahteraan dan Kesehatan Bagian Sosial Pemkab Klaten mengatakan, untuk mengatasi kesulitan air bersih di Klaten, Pemkab Klaten menyediakan air bersih 1.100 tangki masing-masing berkapasitas 5.000 liter sehingga total air yang didistribusikan 5,5 juta liter. "Air ini akan kami bagi secara gratis. Pendistribusian tahap pertama sudah dimulai dua hari lalu dan akan berlangsung sampai 7 Juli 2004." Untuk menyediakan air sebanyak itu beserta biaya transportasinya, Pemkab Klaten, kata Sukidi, menyediakan dana Rp 45 juta. Pendistribusiannya, tiap hari setiap desa akan memperoleh empat tangki air layak minum. "Sebenarya ada satu kecamatan lagi di Klaten Selatan, yaitu Bayat, yang mengalami kekurangan air. Karena keterbatasan anggaran, Bayat belum dimasukkan dalam rencana dropping air Namun, kalau kondisi Bayat sudah kritis, sebagian air akan kami salurkan ke Bayat," kata Sukidi. Sementara, itu, masyarakat Gunung Kidul berharap pemerintah segera mendistribusikan air bersih karena bak bak penampung air hujan dan telaga-telaga alam sudah kering, sebagian lainnya menyisakan air yang hanya cukup hingga sepekan lagi. Sejumlah camat, Jumat dan Sabtu pekan lalu, kepada Kompas menjelaskan, curah hujan sudah habis di kabupaten bergunung gunung itu. Jumlah penderita kekeringan di 11 kecamatan tersebut mencapai 37.930 keluarga atau 132.625 jiwa. (K04/K03) Post Date : 21 Juni 2004 |