|
BEKASI, (PR).-Kekhawatiran adanya banjir susulan, warga berduyun-duyun mengangkut barang-barangnya ke tempat-tempat yang lebih tinggi. Sejak Kamis (1/2) pagi warga Desa Mangun Jaya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, mengangkut barang-barangnya dengan berbagai alat-alat angkut yang sebagian besar mereka rakit sendiri. Sementara itu, di tempat pengungsian, para pengungsi terpaksa mengonsumsi mie instan dengan berebut, karena tidak adanya persediaan makanan, dan bantuan dari pihak pemerintah belum tiba. Dari hasil pemantauan, sebagian warga mengungsikan anggota keluarga beserta barang-barangnya ke beberapa sekolah. Salah satunya, SMP Negeri 7 Bekasi. Sebanyak 134 Keluarga dari RT 07 RW 16 Desa Mangun Jaya untuk sementara berteduh di tempat tersebut. Menurut Bagian Tata Usaha SMP Negeri 7 Bekasi, Nurjaya, beberapa ruang digunakan sebagai tempat pengungsian seperti 5 ruang kelas dan laboratorium. Ia juga mengatakan Camat Tambun Selatan telah meninjau kondisi para pengungsi itu. Banjir susulan Kekhawatiran akan terjadinya banjir susulan sangat beralasan bagi warga, karena selama 2 hari berturut-turut curah hujan semakin meningkat. Bahkan rendaman air yang sempat surut kembali naik hingga ketinggian satu meter. Menurut Mustofa (35) warga Kompleks Graha Puspa, ketinggian satu meter itu terjadi pada hari pertama, yang kemudian surut di hari kedua. Namun, tidak lama berselang ketika hujan turun lagi, air kembali pasang ke ketinggian semula yakni satu meter. Hal yang sama pun terjadi di Kelurahan Karang Kitri, Kota Bekasi. Sebanyak 100 keluarga mengungsi ke Masjid Al Ikhlas, karena rumah mereka masih terendam. Tidak surutnya air yang merendam rumah mereka karena sempit dan tersumbatnya saluran pembuangan air. Kekurangan pangan Berdasarkan pengamatan "PR" di lapangan, bantuan yang diberikan pemerintah Bekasi masih belum mencukupi kebutuhan masyarakat yang tempat tinggalnya terendam banjir. Nyatanya, di beberapa titik-banjir dan pengungsian mengalami kekurangan makanan. Sehingga untuk mengonsumsi mi instan saja mereka harus berebutan. Bahkan warga Perumahan Graha Prima Blok A dan B Desa Mangun Jaya menolak datangnya perahu karet dikarenakan perahu tersebut tidak membawa makanan. "Pak, jangan perahu yang dikirim, anak saya lapar belum makan. Mau masak dapurnya terendam, mau beli nggak ada yang jualan," kata Ny Sri Rahayu (35) saat perahu karet melintas. Camat Tambun Selatan Herman Hanapi, dan Bintara Kamtibmas Polsek setempat Aiptu Haryantama mengatakan, perahu karet dikirim karena permintaan warga yang akan dievakuasi. (A-153) Post Date : 02 Februari 2007 |