|
BOJONEGORO-Banjir di Bojonegoro mengakibatkan kerugian lebih dari setengah milyar. Terparah dialami oleh tiga Kecmatan yaitu Kecamtan Kanor, Trucuk, dan Dander. Sementara air yang di Sungai Bengawan Solo terus turun. Hal tersebut diungkapkan oleh Koordinator Satkorlak PBP (Penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi ) Pemkab Bojonegoro Pudjiono. Menurut pria tersebut akibat dari meluapnya sungai Bengawan Solo beberpa hari ini ribuan hektar sawah terendam air. Yang terparah menurutnya adalah banjir yang terjadi di Kecamatan Kanor dimana lanjut pria tersebut sepuluh desa tergenang air, 222 hektar sawah dan 4 rumah juga mengalami hal serupa. Selain itu di Kecmatan Trucuk terdapat tiga desa yang terendam air, sebanyak 56 hektar sawah dan 74 rumah yang dilanda banjir. "Kalau Dander hanya sawah sebnayak 412 hektar yang terendam," katanya ketika ditemui wartawan di Poskonya kemarin siang. Dijelaskannya hal itu merupakan data yang tercatat di Satkorlak PBP Pemkab Bojonegoro sampai dengan kemarin siang. Ketiak ditanya nilai kerugian dari benjir yang melanda beberpa kecmatan tersebut Pudjono menjelaskan bahwa total kerugian yang diakibatkan oleh melupanya sungai Bengawan Solo tersebut mencapai Rp 627 juta. Dijelaskan olehnya bahwa kebanyakan dari sawah yang tergenang air merupakan sawah yang belum ditanami sehingga kerugian yang ditimbulkan tidak begitu besar. Selain masalah tersebut Pudjiono juga mnejelaskan mengenai ketinggian air disnugai Bengawan Solo. Ketinggian air yang dipantau oleh Poskonya sudah mengalami penurunan sejak pukul 24.00 kemarin malam. "Sekarang sudah mencapai 15,24 Pheilscal dari batas tertinggi yang sempat mencapai hampir 16 Pheilscal," katanya. Dari pantauan Radar Bojonegoro dilapangan banjir memang sudah mulai surut di sepanjang aliran sungai bengawan solo namun banjir kiriman juga terjadi di daerah yang dilalui oleh sungai yang berasal dari waduk Pacal. Di daerah Sambiroto, Ngampel dan Semanding di Kecmatan Kapas yang sebelumnya belum tergenang air pagi kemarin puluhan sawah disekitar daerah tersebut telah tergenang oleh air. Padi yang siap panen pun juga ikut terendam banjir. Hal ini memaksa para petani padi untuk memanen padinya sebelum waktunya. Mau gimana lagi mas sudah tergenang dari pada rusak," kata Lastri warga Nagmpel yang kemarin sibuk memanen padi disawahnya yang terendam. (ade) Post Date : 08 April 2005 |