Ketinggian Air Sungai Barito Semakin Meluas

Sumber:Media Indonesia - 28 Mei 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BANJARMASIN (Media): Banjir kiriman dari hulu Sungai Barito yang melanda wilayah pedalaman rawa Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel), sejak dua pekan belakangan terus meluas.

Empat kecamatan di daerah itu, yakni Kecamatan Kuripan, Tabukan, Mandastana, dan Kecamatan Bakumpai kini terendam banjir setinggi satu meter.

Kepala Subdinas Bina Organisasi dan Penanganan Bencana, Dinas Kesejahteraan Sosial Kalsel Jakaria mengungkapkan, banjir yang terjadi di wilayah hilir Sungai Barito meluas. ''Sesuai karakteristik sungai, daerah yang ada di hilir sungai terus menerima kiriman air dari bagian hulu,'' terangnya.

Di Kecamatan Kuripan, banjir merendam lebih dari 700 rumah warga dan berbagai fasilitas pemerintah dan umum di sembilan desa.

Kesembilan desa tersebut, yakni Desa Tabatan, Tabatan Baru, Jambu, Rimbun Tulang, Kuripan, Jarenang, Kabuau, Asia Baru, dan Jambu Lawas.

Sedangkan di Kecamatan Bakumpai dan Mandastana, banjir belum sampai masuk ke rumah-rumah warga, karena rumah-rumah warga berbentuk panggung.

Kecamatan lain yang cukup parah dilanda banjir, yakni Kecamatan Tabukan. Camat Tabukan Syahrianuddin mengatakan, banjir merendam tidak kurang dari 200 rumah warga di Desa Muara Pulau, Rantau Bamban, dan Desa Tamba Jaya, maupun puluhan hektare areal tanaman padi warga dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter.

Mulai melaut

Sementara itu, ribuan nelayan pantai utara (pantura) Pulau Jawa, antara lain Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara mulai melakukan aktivitasnya melaut, setelah lebih dari tiga pekan menganggur karena gelombang laut tinggi.

Begitu pula suasana di beberapa tempat pelelangan ikan (TPI) mulai ramai. Di beberapa TPI, harga ikan kembali normal, misalnya ikan tongkol yang sebelumnya Rp14 ribu per kilogram (kg) menjadi Rp8.000 per kg, kakap dari Rp20 ribu per kg menjadi Rp14 ribu per kg, ikan campuran dari Rp10 ribu per kg menjadi Rp6.000 per kg.

''Kita sudah berani melaut karena gelombang pasang telah mereda, hasilnya lumayan karena para nelayan dengan kapal kecil telah berani lebih ke tengah,'' ujar Sardi, 41, nelayan Pekalongan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pekalongan Rasjo Wibowo membenarkan ratusan nelayan telah kembali melaut setelah lebih dari tiga pekan menganggur, karena gelombang pasang hingga ketinggian mencapai 3,5 meter. ''Sebagian besar kapal di atas 60 GT telah kembali melaut, hanya sebagian kecil yang masih berada di dermaga untuk persiapan perbekalan dan bahan bakar,'' ungkapnya.

Di Jepara, Jawa Tengah (Jateng), kapal-kapal barang dari kayu yang sebelumnya takut melaut, kini mulai menyeberangi perairan dengan rute Jepara-Pulau Karimunjawa. ''Sebelumnya, hanya kapal ASDP Kartini saja yang masih menjalankan rutenya, tetapi kini kapal kayu telah mulai ikut menyeberang,'' papar Camat Karimunjawa Urip Budi Utomo. (DY/AS/N-3).



Post Date : 28 Mei 2007