|
BANDUNG, (PR).- Hujan deras yang mengguyur sebagian wilayah Jawa Barat membuat ratusan rumah di Bandung selatan tergenang banjir, Selasa (4/12). Air juga merendam beberapa wilayah Jabar, antara lain Purwakarta, dan Bekasi. Di Indramayu, selain menyebabkan terendamnya ribuan rumah, banjir juga mengganggu arus lalu lintas di jalur jalan pantai utara (Pantura) di Desa Karanganyar, Kecamatan Kandanghaur Di Bandung selatan, genangan banjir terjadi setelah permukaan air Sungai Citarum meluap. Beberapa daerah yang tergenang di antaranya Kel. Andir dan Kel. Baleendah di Kec. Baleendah, Desa Cangkuang Wetan dan Desa Citeureup di Kec. Dayeuhkolot, serta Desa Bojongsoang di Kec. Bojongsoang, Kab. Bandung. Hingga kemarin, belum ada data resmi dari pemerintah kecamatan setempat tentang jumlah korban genangan banjir. Berdasarkan pengamatan di lapangan, rumah yang tergenang banjir mencapai ratusan rumah. Ketinggian air bervariasi di tiap tempat, mulai dari semata kaki hingga setinggi satu meter. "Kami sudah bosan dengan banjir ini. Mulai dari bupati Bandung, Gubernur Jabar hingga tingkat menteri pernah datang langsung ke sini. Tapi, mana realisasinya? Warga Andir tetap saja terkena banjir," kata Hadi Aminjaya (43), seorang tokoh masyarakat Kp. Jambatan Kel. Andir Kec. Baleendah Kab. Bandung. Ia mengatakan, bukan berarti warga tak memerlukan bantuan yang kerap datang saat banjir. Warga, kata Hadi, lebih membutuhkan sebuah solusi untuk menuntaskan banjir di daerah mereka. Permukiman di Kp. Jambatan Kel. Andir boleh dibilang yang paling parah terkena banjir. Kedalaman air luapan Sungai Citarum dan Sungai Cisangkuy yang mengapit kampung itu mencapai satu meter. Genangan yang cukup dalam juga terjadi di Jln. Cieunteung Desa Mekarsari Kel./Kec. Baleendah Kab. Bandung. Jalan yang menghubungkan Bojongsoang dengan Baleendah ini terputus sepanjang hari kemarin. Jalan serta sejumlah permukiman di sepanjang Jalan Cieunteung ini berada tepat di bantaran Sungai Citarum. Daerah paling rendah di Bandung selatan, Kp. Bojong Citepus Desa Cangkuang Wetan Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung, juga tak luput dari banjir. Selasa dini hari kemarin warga mengaku khawatir karena permukaan air Sungai Citarum hampir saja meluap ke kampung mereka. Ketinggian permukaan air Sungai Citarum berada tiga meter di atas permukaan kampung. Banjir sempat menggenangi puluhan rumah di kampung itu meski kemudian surut siang hari kemarin. Dua unit mesin diesel penyedot air di Bojong Citepus beroperasi nonstop dalam dua hari terakhir. Hujan deras juga telah merobohkan rumah milik Asep Suherman (42) di RT 2 RW 21 Kp. Mekarsari Kel./Kec. Baleendah Kab. Bandung, Senin (3/12) malam sekitar pukul 20.30 WIB. Rumah berlantai dua yang roboh itu berada di Jalan Terusan Bojongsoang No. 264. Tak ada korban dalam kejadian tersebut. "Rumah saya mulai retak saat ada angin puting beliung, minggu lalu. Rupanya fondasi rumah tak cukup kuat saat hujan deras turun kemarin hingga setengah rumah saya roboh," kata Asep. Saat rumah tersebut hancur semua penghuni rumah sudah berlarian ke luar rumah. Pantura Dari Indramayu dilaporkan, sedikitnya tujuh rumah warga roboh dan ribuan lainnya tergenang akibat banjir yang melanda tujuh wilayah kecamatan di Kab. Indramayu, Selasa (4/12). Banjir terjadi setelah hujan deras yang disertai meluapnya Sungai Cipanas dan Cilalanang serta sejumlah sungai kecil lainnya. Dampak lain akibat banjir, arus lalu-lintas di jalur jalan pantai utara (Pantura) Kab. Indramayu, khususnya di Desa Karanganyar, Kec. Kandanghaur, sejak Selasa (4/12) pagi hingga sore berjalan tersendat dan merayap. Kondisi itu terjadi karena ada sekitar 2 kilometer badan jalan yang terendam banjir. Keterangan yang dihimpun "PR" menyebutkan, tujuh wilayah kecamatan yang sejumlah desanya terendam banjir adalah Kec. Kandanghaur, Haurgeulis, Lelea, Bongas, Losarang, Lohbener dan Kroya. Kondisi terparah terjadi di Kec. Kandanghaur, karena di samping merendam lima desa yang ada, ketinggian air di permukiman penduduk ada yang mencapai 1,5 meter. Di Kec. Kandanghaur tiga rumah warga Desa Wirakanan roboh tersapu air. Rumah itu milik Sunah, Sarmin dan Dasmi. Kondisi serupa terjadi pada rumah milik Warinah dan Raswita, penduduk Desa Margamulya Kec. Bongas. Sedangkan dua rumah lain yang ambruk berada di wilayah Kec. Haurgeulis. Di wilayah Kec. Kandanghaur, hingga sore air tak kunjung surut, malah dirasakan kian meninggi. Sebagian besar warga memutuskan untuk mengungsi. "Sekarang saja di dalam rumah saya sudah sebatas dada, kalau air makin naik kan bisa berbahaya," kata Tarinih (37), penduduk Desa Wirakanan yang mengungsi di pingir jalan jalur Pantura. Banjir juga menggenangi jalur utama pantura Indramayu. Lokasi terparah terjadi di ruas jalan raya pantura Blok Cilet hingga Blok Karangsinom Desa Karanganyar Kec. Kandanghaur. Air setinggi setengah meter sempat menggenangi badan jalan sejak dini hari. Arus lalu-lintas menjadi tersendat. Di sejumlah ruas, sebagian jalur jalan bahkan terpaksa ditutup karena genangan banjir yang cukup tinggi. Banjir yang berlangsung saat ini tergolong mendadak dan sangat besar. "Biasanya banjir terjadi setelah berhari-hari terjadi hujan besar. Banyak warga yang tidak sempat menyelamatkan benda-benda berharga di rumah mereka," kata Rasita, warga Desa Karanganyar Blok Cilet. Berharap air dapat cepat surut, warga membongkar median jalan di jalur jalan yang genangan airnya relatif tinggi. Sejumlah bangunan gudang penyimpanan garam dan beras yang berada di dekat jalur pantura juga ikut terendam. Pemiliknya terpaksa memindahkan ribuan ton beras dan garam ke tempat lain karena air terus meninggi. Bupati Indramayu H. Irianto M.S. Syafiuddin yang dihubungi melalui telefon selulernya, mengaku masih menghimpun laporan dari kecamatan-kecamatan yang terkena bencana. Menurut Sekretaris Satkorlak PBP Kab.Indramayu, Drs. H. Ari Nuruzaman, posko-posko bantuan kesehatan dan dapur umum telah didirikan di beberapa tempat. "Selama 24 jam penuh, petugas gabungan Satkorlak PBP berada di lapangan. Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir yang lebih besar," kata Ari. Purwakarta Di Purwakarta, 250 rumah yang berada di empat kampung di Desa Cikaobandung Kec. Jatiluhur, Kab. Purwakarta, direndam banjir dengan ketinggian 1 meter hingga 1,25 meter akibat meluapnya Sungai Cikao, Selasa (4/12). Kepala Desa Cikaobandung, Syaeful Hidayat yang didampingi Ketua Bamusdes, Tisna, S.H., mengakui banjir terjadi rutin. Para warga yang menjadi korban banjir tinggal di empat kampung yaitu Kampung Sawah, Cikao I, Batulayang dan Talibaju Desa Cikaobandung Kec. Jatiluhur. Untuk mengantisipasi banjir, pemerintah daerah sudah mengajukan usulan untuk dibuatkan tembok penahan luapan sungai sepanjang 3 km setinggi 2 meter yang menelan biaya sekitar Rp 3 miliar. "Tapi hingga sekarang, program itu belum juga terwujud," tandasnya. Banjir juga membuat tembok penahan tanah yang berada di tebing ruas jalan tol Cipularang di KM 91 arah Bandung-Jakarta hancur diterjang longsoran tanah. Longsor tersebut membuat sekitar 2.000 m2 sawah tertimbun. (A-124/A-96/A-86) Post Date : 05 Desember 2007 |