KARAWANG, (PR).- Ketinggian air di sejumlah lokasi banjir akibat luapan Sungai Citarum di Kabupaten Karawang terus bertambah dengan cepat. Di lokasi terparah, Kelurahan Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat dan Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Timur, ketinggian air lebih dari 2,5 meter, Minggu (21/3). Bahkan sejumlah warga telah bersiap mengungsi karena ada isu Bendung Walahar jebol.
Berdasarkan data terakhir, banjir telah merendam 5.935 rumah yang dihuni 22.156 jiwa di 21 desa dan 7 kecamatan. Wilayah yang terendam itu adalah 5 desa di Kec. Karawang Barat, 1 desa di Kec. Karawang Timur, 7 desa di Kec. Telukjambe Timur, 2 desa di Kec. Telukjambe Barat, 1 desa di Kec. Ciampel, 1 desa di Kec. Batujaya, dan 4 desa di Kec. Pakisjaya.
Untuk mengurangi dampak limpasan dari Waduk Jatiluhur, Pemkab Karawang membagi air yang masuk ke Bendung Walahar ke saluran irigasi yang masih kosong. Sulaeman (45), warga Perumahan Karawang Barat Indah I mengatakan, ketinggian air terus bertambah sejak Sabtu (20/3) malam. Air yang semula hanya merendam Blok X dan Y, kini telah sampai ke bagian depan perumahan dengan ketinggian sepaha orang dewasa. Bahkan ketinggian air bertambah 28 sentimeter dalam kurun waktu tiga jam. ”Naiknya cepat banget. Kami khawatir air terus naik tetapi kami tidak diberi tahu sebelumnya,” ujar Sulaeman.
Kendati air terus meninggi, sebagian kecil warga perumahan enggan dievakuasi. Mereka memilih bertahan, padahal di Blok X, ketinggian air sudah mencapai 2,5 meter. Bahkan tenda pengungsi pun kini terendam dan dipindahkan ke luar perumahan. Warga yang terlambat mengeluarkan perabotan dari rumah, terpaksa menitipkannya di masjid-masjid yang lokasinya lebih tinggi.
Berdasarkan laporan ke Satuan Koordinator Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Kab. Karawang, ketinggian air berkisar 50 sentimeter hingga 3 meter. Kondisi itu semakin meresahkan warga yang menerima informasi bahwa Bendung Walahar jebol. Mereka pun bersiap untuk mengungsi.
Sekretaris Daerah Pemkab Karawang Arifin H. Kertasaputra mengatakan, Bendung Walahar dalam keadaan aman. Empat dari tujuh pintu Bendung Walahar telah dibuka untuk mengurangi dampak limpas dari Waduk Jatiluhur.
Air limpasan dari Waduk Jatiluhur, kata Arifin, akan dialirkan ke saluran irigasi yang masih kosong. Sebelum sampai ke Bendung Walahar, air akan disalurkan ke Leuweung Seureuh yang kemudian dialirkan ke wilayah barat, timur, dan utara Kab. Karawang. Sementara yang dialirkan ke Curug akan didistribusikan ke Tarum Barat. ”Dengan demikian, air yang ditumpahkan ke Sungai Citarum dari Bendung Walahar tidak akan terlampau besar,” ucapnya.
Tidak ada kompor
Sementara itu, penyediaan dapur umum di sejumlah titik lokasi bencana kini terkendala minimnya kompor gas. Jumlah kompor gas di Dinas Sosial Kab. Karawang tidak memadai. Idealnya, di satu dapur umum, terdapat tiga kompor gas yang berfungsi untuk memasak nasi, lauk pauk, dan air. ”Kami akan meminta bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” kata Kepala Dinas Sosial Kab. Karawang Banuara Nadeak.
Banuara menyebutkan, hingga saat ini sebanyak 12.565 kilogram beras dan 765 dus mi instan telah disalurkan kepada warga. (A-153)
Post Date : 22 Maret 2010
|