Ketersediaan Air Menyusut, Kebutuhan Meningkat

Sumber:Suara Merdeka - 05 Juli 2008
Kategori:Air Minum

YOGYAKARTA - Kebutuhan manusia akan air terus meningkat apalagi ketersediaannya semakin menyusut namun keperluan selalu bertambah. Manusia di muka bumi ini bertambah banyak sedangkan sumber air selalu berkurang.

Akibatnya, penyelamatan lingkungan dilakukan setiap saat untuk menjaga keberlangsungan ketersediaan air.

Upaya tersebut dilakukan Environmental Services Program (ESP) yang didanai oleh United States Agency for International Development (USAID).
Lembaga itu menggelar kampanye lingkungan selama Juli-September dengan tema ’’Perlindungan Sumber Air’’.

’’Air merupakan sumber daya yang paling dibutuhkan manusia namun sering menimbulkan masalah cukup pelik karena pasokan atau ketersediaan air, baik air bersih untuk konsumsi warga masyarakat maupun air untuk pengolahan lahan pertanian dan perkebunan terus menyusut sementara pada saat yang sama kebutuhan air justru meningkat,’’ papar Public Outreach and Communications Specialist ESP Jateng/DIY, Yudi Wijanarko, kemarin.

Pada konteks Indonesia, volume ketersediaan air seringkali tidak tepat waktu dan lokasi. Pulau Jawa yang dihuni 65% penduduk Indonesia hanya memiliki 4,5% total cadangan air nasional.

Nusa Tenggara membutuhkan 5% tapi hanya memiliki 2% dari ketersediaan air nasional. Di beberapa tempat memiliki kecenderungan sebaliknya, kebutuhan air lebih sedikit namun memiliki cadangan air yang lebih banyak.
Ketimpangan ini juga merupakan kenyataan antara masyarakat hulu dan hilir (daerah aliran sungai - DAS).

Dana Minim

Air yang mengalir sesuai hukum gravitasi sangat mungkin akan melintas wilayah administrasi yang berbeda.

Dengan demikian pemanfaatan air tidak bisa dibatasi wilayah administrasi. Satu-satunya yang membatasi pemanfaatan air adalah kebutuhan masyarakat akan air itu sendiri yang kuncinya adalah pada kesejahteraan dan kemaslahatan bersama.
Di sini sering muncul titik konflik atas kepentingan pemanfaatan sumber daya air bila tidak didasari atas kesadaran saling berbagi.

Saat ini di seluruh Indonesia terdapat 22 juta hektare kawasan konservasi dan sebagian besar dari kawasan tersebut mengalami kerusakan. Sampai saat ini, anggaran untuk kegiatan konservasi dari pemerintah sangat minim. 

’’Di berbagai negara berkembang, masyarakat sekitar kawasan konservasi kebanyakan dalam kondisi miskin dan sangat tergantung pada sumber daya alam. Keputusan dan orientasi jangka pendek yang disebabkan oleh kemiskinan dapat memaksa golongan miskin ke dalam praktik-praktik yang tidak lestari dan akhirnya memperburuk kerusakan lingkungan,’’ paparnya.

Environmental Services Program (ESP) adalah sebuah program yang dilakukan dalam periode lima tahun dan didanai oleh USAID.
Program ini dilaksanakan oleh Development Alternatives Inc (DAI). ESP bermitra dengan pemerintah, swasta, LSM, kelompok masyarakat, dan pihak-pihak lain untuk mendukung terwujudnya peningkatan kesehatan masyarakat melalui peningkatan pengelolaan sumber daya air dan perluasan akses warga terhadap air bersih dan sanitasi. (D19-70)



Post Date : 05 Juli 2008