Ketersediaan Air Baku Berkurang

Sumber:Kompas - 29 November 2005
Kategori:Air Minum
Makassar, Kompas - Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengatakan, ketersediaan air baku untuk air minum saat ini semakin berkurang. Jika dahulu saat musim kemarau dan musim penghujan air di sungai tetap banyak, saat ini pada musim hujan terjadi kelebihan yang menimbulkan banjir, sementara pada musim kemarau kering kerontang.

Ini artinya, kondisi lingkungan kita sangat parah. Bukan saja pada musim hujan banjir dan kemarau kering, tetapi air di sungai pun kualitasnya sangat tidak baik untuk dapat diolah sebagai air minum, katanya.

Hal itu disampaikan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto saat membuka Musyawarah Antar Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia ke-10 di Hotel Sahid, Makassar, Senin (28/11).

Dalam pemaparannya, Djoko mengatakan, tantangan terbesar dan terberat bagi Perusahaan Daerah Air Minum di masa datang adalah penyediaan air minum bagi masyarakat sebagai upaya pemenuhan sasaran Milenium Development Goal di mana Indonesia termasuk salah satu negara yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut. Seiring pertumbuhan penduduk, kebutuhan air minum terus meningkat, sementara penurunan kualitas dan kuantitas air baku tidak dapat dihindari akibat tekanan penggunaan lahan dan pencemaran lingkungan.

Di sisi lain, Djoko Kirmanto mengatakan, harus disadari bersama bahwa kondisi pelayanan air minum di Indonesia sangat memprihatinkan karena berdampak pada derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Indikator yang paling nyata, menurut Djoko, adalah tingginya angka prevalensi penyakit seperti diare dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan air minum dan kondisi sanitasi yang buruk.

(doe)

Post Date : 29 November 2005