|
Jakarta, Kompas - Ketergantungan pasokan air curah atau air bersih yang didistribusikan dari Tangerang ke DKI Jakarta perlu dihilangkan. Saat ini DKI masih mengandalkan penerimaan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Tangerang sebesar 2.600 sampai 2.700 liter per detik. "Ketergantungan itu dapat mengganggu pelayanan air bersih sewaktu-waktu yang kemudian disalurkan di barat dan selatan wilayah Jakarta," kata Manajer Relasi Publik PT PAM Lyonaise Jaya (Palyja) Ratna Indrayani, Minggu (7/5). Untuk menghilangkan ketergantungan tersebut dapat dilakukan dengan memperbesar penerimaan air baku dari Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat, yang kemudian diolah Palyja di Pejompongan. Menurut Ratna, penerimaan air bersih dari Tangerang mencapai 30 persen penyaluran air bersih oleh Palyja. Gangguan penerimaan air bersih dari Tangerang, misalnya, timbul pada pekan lalu dengan adanya longsor tanggul Sungai Cisadane pada jarak satu kilometer sebelum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tangerang. Hal ini mengakibatkan produksi air bersih PDAM Tangerang berkurang. Penurunan kapasitas produksi air bersih dari Tangerang itu juga berdampak pada pengurangan kapasitas air bersih yang harus dikirim ke Jakarta. Dari jatah pengiriman 2.600 liter per detik, akibat gangguan itu menurun jadi 1.900 liter per detik. (NAW) Post Date : 08 Mei 2006 |