Kesulitan Air, Warga Ngamuk

Sumber:Jawa Pos - 04 Mei 2010
Kategori:Air Minum

MOJOKERTO - Ratusan warga Dusun Lebak Geneng, Desa Lebak Jabung, Kecamatan Jatirejo nglurug balai desa, kemarin. Mereka yang sudah seminggu mengaku kesulitan air tersebut berusaha menyampaikan keluhan sekaligus meminta pertanggungjawaban kepala desa (kades) setempat. Namun, mengetahui kades tak di lokasi, warga satu dusun itu pun ngamuk. Dengan emosi, warga memecah pot bunga dan merusak meja.

Kesulitan air disebabkan aktivitas penambangan galian C yang berada di sekitar saluran atau sungai. Aktivitas pengambilan batu-batu itu telah merusak saluran yang selama ini diandalkan warga memenuhi kebutuhan air. Tak hanya untuk rumah tangga, namun juga mengairi pertanian. Warga mensinyalir aktivitas penambangan tersebut sudah diketahui kades.

Warga yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan para pemuda datang ke balai desa tidak dengan tangan kosong. Sejumlah ibu membawa pakaian kotor yang dimasukkan dalam ember. Sedianya, pakaian kotor itu akan dicuci di rumah kades yang selama ini menempati rumah dinas di area balai desa. ''Sudah seminggu ini kami tidak mendapat air. Kami tidak bisa minum, mandi dan mencuci pakaian. Pakaian kotor ini akan kami ucek di rumah Pak Lurah,'' ungkap Katinem di sela aksi.

Selama seminggu, warga hanya mengandalkan air hujan. Namun, karena tiga hari terakhir tidak turun hujan, warga mulai tidak bisa mendapatkan air. ''Saluran air yang ke Lebak Geneng jebol. Saluran air itu di-bego (mesin beckhoe, Red) untuk diambil batunya,'' katanya.

Karena tidak bisa mencuci pakaian, anak-anak sekolah menjadi korban. Mereka terpaksa tidak masuk sekolah. ''Seragamnya kotor, tidak bisa mencuci,'' lontarnya dengan nada lantang.

Selama ini, kebutuhan air warga satu dusun memang mengandalkan dari saluran tersebut. Sehingga, kalau keberadaannya dirusak, warga tidak bisa mendapatkan air. Awalnya, warga berusaha bersabar.

Beberapa kali mereka bekerja bakti memperbaiki. ''Selama seminggu, warga kerja bakti mengalirkan air. Tapi, ternyata rusak terus,'' kata warga Lebak Geneng, Suyoto.

Kedatangannya bersama warga lainnya ke balai desa, ingin bertemu kades. Terhadap rencana kedatangan warga tersebut, menurutnya, kades sebenarnya sudah dikabari. ''Kami ke sini sekitar pukul 07.00, kades sudah tidak ada,'' katanya.

Hal itu yang membuat warga emosi. Sehingga, melakukan tindakan memecah pot-pot bunga. Hingga siang, bekas pot-pot bunga berserakan di balai desa. Pun dengan bangku yang tergeletak di samping balai desa. ''Itu karena warga emosi,'' ungkap warga.

Selama tiga jam warga bertahan di balai desa tanpa ada kepastian bakal ketemu kades. Sekitar pukul 10.00, Camat Jatirejo, Ahmad Andri baru tiba di lokasi. Dia langsung menemui warga. Mengetahui kedatangan camat, warga pun menyampaikan seluruh uneg-uneg-nya. Mereka menuntut saluran air diperbaiki dan aktivitas penambangan dihentikan.

Karena camat juga tidak bertemu Kades Lebak Jabung, Nur Kholis, dia berencana memanggil. Tak hanya kades, namun juga memanggil pengusaha yang melakukan penambangan galian C hingga menyebabkan kerusakan saluran air tersebut. ''Yang pasti, penambangan itu ilegal. Infonya izin melalui kades,'' katanya.

Karena ilegal, Andri memastikan, pengusaha galian C itu harus tutup. Namun, dia tetap harus mengembalikan saluran air tersebut. Mendapat penegasan dari camat itu, warga pun menerima. Mereka langsung meninggalkan balai desa. ''Kalau masih belum mengalir, kami akan datang ke sini lagi,'' lontar warga sembari menyampaikan, aksi kaitannya dengan saluran air tersebut bukan kali pertama. Namun, sudah kali ketiganya.

Sementara itu, pantauan Darmo di lokasi saluran yang jebol, kondisinya sangat memprihatinkan. Bagian yang rusak diganti dengan drum. Namun, di beberapa bagian terlihat bocor. Air yang semestinya ke Lebak Geneng, mengalir ke sungai yang lain. ''Itu yang membuatkan ya yang mbego itu,'' ungkap warga. (abi/yr)



Post Date : 04 Mei 2010