|
SEMARANG- Musim kemarau panjang mengakibatkan warga Kampung Jatisari RT 5 RW 4, Kelurahan Pongangan, Gunungpati, kesulitan mendapatkan air. Sejak sekitar empat bulan lalu, aliran air dari sumber ke kampung mereka surut. Sebulan terakhir, aliran air tersebut bahkan tinggal menyerupai tetesan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga mengambil air di sendang kecil yang berjarak sekitar satu kilometer dari kampung mereka. Menurut Jumali (35), seorang warga, kondisi seperti itu selalu berulang setiap musim kemarau. Beberapa kali warga mengajukan permohonan bantuan kepada Pemkot. Namun bantuan yang diberikan baru sebatas suplai air. ''Minggu lalu kami meminta bantuan air bersih kepada Pemkot melalui Kelurahan Pongangan. Dua hari yakni Senin (6/11) dan Selasa (7/11) bantuan datang. Setiap hari satu tangki. Setelah dibagi-bagi, setiap keluarga mendapat enam jerigen,'' kata Jumali. Bantuan semacam itu memang cukup membantu. Namun karena dilakukan sekali-dua kali, hal tersebut tidak menyelesaikan masalah. Karena itu, pihaknya tengah mengajukan proposal bantuan kepada Pemkot untuk pembangunan instalasi air dari sebuah sumber di hutan Pongangan ke kampung mereka. ''Ada sebuah sumber air di tengah hutan yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari kampung ini. Beberapa waktu lalu kami mengajukan permohonan bantuan dana untuk menyalurkan air dari sumber tersebut ke tempat ini. Setelah kami hitung, anggarannya mencapai Rp 12 juta. Namun karena dianggap kurang lengkap, proposal yang kami ajukan belum disetujui.'' Mengalirkan sumber air dari hutan ke kampung, menurut Jumali, merupakan satu-satunya solusi. Pasalnya, pembuatan sumur artetis di daerah itu tidak menghasilkan air. ''Dulu pengembang perumahan Veteran pernah membuat sumur artetis di daerah sini. Meski sudah mencapai kedalaman 200 meter, air belum keluar juga.''(H6-18s) Post Date : 15 November 2006 |