|
Serang, Kompas - Puluhan warga di Kecamatan Serang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, diserang diare dan mereka sebagian dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit. Diare menyerang Kelurahan Sukawana dan Trondol, seiring sulitnya air bersih dan buruknya sanitasi di permukiman warga tersebut. Berdasarkan informasi dari petugas Kelurahan Sukawana dan Kecamatan Serang, Minggu (24/10), 11 warga Kampung Kubang Kemiri RT 05 RW 02, Kelurahan Sukawana, dirawat di Puskesmas Kota Serang. Hal yang sama menimpa puluhan warga Kelurahan Trondol. Staf Kelurahan Sukawana, Muhammad Hamzah mengatakan, warga mulai terserang diare pekan lalu. Awalnya dua warga dilarikan ke puskesmas untuk dirawat inap, tetapi disusul korban serangan diare berikutnya hingga mencapai 11 orang. "Kita mendirikan posko diare di kantor kelurahan untuk mengantisipasi jatuhnya korban diare berikutnya. Dokter dan beberapa petugas kesehatan sudah meninjau ke lapangan dan mengedrop ratusan bungkus oralit ke setiap RT," kata Hamzah. Staf Seksi Pemerintahan Kecamatan Serang, Yudi Subagyo menambahkan, diare juga menyerang warga Kelurahan Trondol. Belum ada laporan soal korban jiwa akibat serangan diare di dua kelurahan itu. Serangan diare terjadi ketika warga kesulitan mendapatkan air bersih sejak dilanda kekeringan pada musim kemarau ini. Untuk kebutuhan minum dan konsumsi sehari-hari, warga memperoleh air dari Kali Bedeng yang juga sebagai MCK (mandi, cuci, kakus) dan tempat mandi ternak. Penampung air Menurut Hamzah, setiap rukun tetangga (RT) mendapat bantuan dua sumur pompa dari pemerintah daerah untuk mengatasi kesulitan air bersih, tetapi air yang keluar tidak layak untuk diminum. Di Kelurahan Sukawana, saat ini terdapat dua tempat penampungan air PDAM Serang. Namun, menurut warga, hanya satu tempat penampungan yang rutin diisi petugas PDAM. Untuk memperoleh air dari PDAM itu, warga harus membeli Rp 1.000 per jeriken ukuran 20 liter. Sementara itu dari Medan dilaporkan, kondisi air Sungai Deli yang tidak layak dikonsumsi menyebabkan warga Kelurahan Labuhan Panah Hijau, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, kesulitan memperoleh air bersih. Letak daerah yang berjarak sekitar 6 kilometer dari Belawan menyebabkan sumur tidak dapat diandalkan untuk mendapatkan air bersih. "Selayaknya Pemerintah Kota Medan membangun tangki air bersih di desa kami. Lebih dari 10 tahun kami kesulitan air bersih di sini," kata Syahrizal, warga Lingkungan VII, Kelurahan Labuhan Panah Hijau, Medan, sekitar 20 kilometer utara Kota Medan, Sabtu (23/10). (sam/aik/ham) Post Date : 25 Oktober 2004 |