Kesulitan Air Bersih Kian Dirasakan Warga

Sumber:Kompas - 27 Juli 2007
Kategori:Air Minum
Tegal, Kompas - Sebagian warga Kota Tegal, terutama yang berada di daerah pinggiran pantai, semakin mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau ini. Untuk membeli air bersih dengan harga murah, mereka terpaksa mengantre. Hal itu seperti dialami warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal.

Joko (58), warga RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kamis (26/7) mengatakan, selama ini ratusan kepala keluarga di wilayahnya selalu mengalami kesulitan air bersih. Kondisi itu semakin parah setiap musim kemarau seperti saat ini.

Kesulitan air bersih akibat tidak berfungsinya sumur warga secara optimal, baik sumur dangkal maupun sumur bor yang dibuat hingga kedalaman 100 meter sebab air dari sumur tersebut asin dan lengket.

Itu akibat intrusi air laut yang berjarak sekitar setengah kilometer dari permukiman warga.

Bahkan pada musim kemarau seperti saat ini, kualitas air sumur semakin turun. Air sumur dangkal sama sekali sudah tidak dapat dimanfaatkan karena rasanya hampir menyerupai air laut. Sedangkan air sumur bor masih dapat digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian, meskipun rasanya agak asin.

Untuk kebutuhan memasak, sebagian warga menjadi pelanggan PDAM. Namun dengan alasan debit terlalu kecil, hanya sekitar empat pelanggan yang mendapatkan aliran air. Ratusan pelanggan PDAM lainnya di daerah itu tidak mendapatkan aliran air. Akibatnya, warga yang tidak mendapatkan aliran air bersih terpaksa membeli dari warga yang masih teraliri air bersih. Mereka membayar Rp 400 untuk satu jeriken air.

Pada musim kemarau ini, pasokan air bersih semakin tidak mencukupi. Sebelumnya, aliran air bersih masih dapat diperoleh mulai pukul 20.00 hingga 08.00. Namun, saat ini hanya diperoleh pada pukul 24.00 hingga 06.00.

Ketua RW 10, Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Sugiyanto mengatakan, jumlah keluarga di wilayahnya mencapai sekitar 500 keluarga. Menurutnya, kesulitan air bersih sangat membebani warganya.

Sebagian besar dari mereka hanya bermata pencaharian sebagai buruh nelayan dan tukang becak. Padahal, saat ini kondisi laut sedang tak bersahabat sehingga banyak nelayan yang tidak bekerja. (WIE)



Post Date : 27 Juli 2007