|
SEMARANG, KOMPAS - Sejumlah tempat pembuangan sampah baru di bantaran sungai di Kota Semarang bermunculan. Tempat pembuangan sampah itu kebanyakan ditemukan di Kali Garang, Banjir Kanal Barat, dan Banjir Kanal Timur. Bila dibiarkan, hal ini akan menjadi tempat pembuangan sampah yang besar. Misalnya saja di Kali Garang dan Banjir Kanal Barat, tempat-tempat pembuangan sampah baru ditemukan di empat titik, dua titik di bantaran sebelah barat di Kelurahan Ngemplak Simongan dan dua titik lagi di bantaran sebelah timur, yaitu di Kelurahan Petompon dan Barusari. Sampah yang dibuang kebanyakan sampah rumah tangga, yaitu plastik atau buntalan plastik, sandal bekas, dedaunan, serabut dan batok kelapa, pecahan kaca, dan potongan sayur-sayuran. Sampah itu tercecer di lereng bantaran sungai dan yang belum ada tanda-tanda pembakaran sampah. Kepala Subdinas Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Fauzi, Rabu (24/10), menyayangkan perilaku masyarakat yang membuang sampah di tempat-tempat baru. Belum lagi masalah pembuangan sampah di tempat lama terselesaikan, sekarang justru bertambah lagi. "Kalau pembuangan sampah di tempat-tempat baru itu diteruskan dapat menjadi embrio pembuangan sampah secara besar-besaran di sungai," katanya. Untuk mengatasi hal itu, DPU akan berkoordinasi dengan tiap kelurahan dan kecamatan pemangku kawasan sungai untuk menegur warganya yang membuang sampah di sungai. DPU juga telah membentuk 10 Tim Jaga Kali yang siap membersihkan sungai-sungai di Kota Semarang. Berdasarkan data DPU Kota Semarang, pembuangan sampah di sungai dan selokan banyak dijumpai di sebelas titik, antara lain di drainase Pasar Johar, Lanal, Layur, dr Cipto, SMP Negeri 6, Pasar Dargo, Atmodirono, Tanah Mas, Ronggolawe, Kali Banger, dan Kali Semarang. Pembuangan sampah itu membuat arus air terhambat sehingga dapat menyebabkan banjir, bau, pencemaran, dan penyakit. "Saya berharap warga yang tinggal di dekat sungai tidak membuang sampah sembarangan karena dapat merugikan lingkungan dan banyak orang," ujar Fauzi. Di tempat terpisah, beton penutup Kali Sriwijaya di depan Taman Bermain Wonderia dibongkar, Rabu siang. Penutup sepanjang 90 meter dengan lebar 6 meter itu membuat sampah di kali itu tidak dapat diambil sehingga menumpuk. Menurut Camat Candisari Eddy Riyanto, sampah itu berasal dari saluran-saluran di permukiman warga Kelurahan Tegalsari. Jika hujan deras, arus air menjadi terhambat dan yang kebanjiran justru sejumlah kawasan di Kelurahan Pleburan. (HEN) Post Date : 25 Oktober 2007 |