Kesadaran Warga dari Lorong Kelurahan

Sumber:Kompas - 09 Juni 2010
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Memasuki lorong di Lingkungan 4, Kelurahan Sei Kera Hilir I, Kecamatan Medan Perjuangan, seolah memasuki kompleks penjualan bunga. Di kanan-kiri gang berjajar ratusan bunga dan tanaman, mulai dari bunga anggrek sampai tanaman lidah mertua. Bunga dan tanaman itu berada dalam pot-pot dari botol plastik bekas minuman.

Di rumah-rumah warga juga terdapat puluhan bunga dari plastik yang dibuat dari limbah rumah tangga, seperti bungkus sabun, bumbu, atau botol plastik. Sementara itu, pot-potnya dibuat dari kertas-kertas yang sudah didaur ulang. ”Sudah setahun kegiatan ramah lingkungan ini berlangsung di kelurahan kami,” kata Kepala Lingkungan 4 Abdul Khalid Lubis yang akrab dipanggil Alex.

Warga sudah terlatih memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah-sampah organik mereka olah menjadi kompos untuk pupuk tanaman.

Adapun sampah anorganik atau sampah plastik dan kertas mereka daur ulang menjadi barang-barang bernilai ekonomi. Sebagian sampah yang tidak dipakai lagi mereka jual kepada pemulung.

Dari kebiasaan itu, hampir 90 persen sampah berubah menjadi barang berharga. ”Baik bunga maupun hasil kerajinan tangan itu kami jual, kemudian uangnya kami pakai untuk keperluan bersama,” kata Bendahara Bank Sampah Fitriani (24).

Kebiasaan serupa juga dilakukan warga Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia. Melalui program itu, mereka mengolah sampah.

Hampir setiap hari sehabis bekerja, ibu-ibu di kelurahan tersebut berkumpul di sebuah gubuk bambu yang mereka sebut Pondok Warga. Mereka membuat bunga atau tempat tisu dari bahan sampah plastik dan kertas. (MHF)



Post Date : 09 Juni 2010