Wonosari, Kompas - Setelah penambahan sambungan rumah dari Proyek Baron-Ngobaran serta kenaikan tarif air menjadi Rp 3.000 per meter kubik, kerugian Perusahaan Daerah Air Minum Gunung Kidul pada tahun 2009 diperkirakan turun minimal Rp 2 miliar. Dengan rampungnya proyek pengangkatan air dari goa bawah tanah Bribin II diharapkan kerugian PDAM bisa semakin ditekan.
Direktur Utama PDAM Gunung Kidul Tjiptomuljono mengungkapkan, kerugian tahun 2007 sekitar Rp 8, 4 miliar yang turun menjadi Rp 5,8 miliar tahun 2008. Saat ini, aliran air PDAM baru menjangkau 65,45 persen penduduk dengan 34.055 pelanggan. "Kami optimistis pelayanan air akan semakin baik dengan penambahan SR (sambungan rumah tangga)," kata Tjiptomuljono, ditemui di kantornya, Rabu (27/1).
Proyek interkoneksi Baron-Ngobaran, misalnya, kini sudah menjangkau hingga 16.600 SR dan ditargetkan bisa meningkat menjadi 69.000 SR tahun 2015. Aliran air yang dulunya dijatah hanya mengalir satu pekan sekali pun sudah bisa dinikmati 8 jam hingga 10 jam per hari. Meskipun belum untung, iuran dari masyarakat untuk pengangkatan air bantuan dari JICA ini sudah impas dengan biaya operasionalnya.
Proyek Bribin II yang akan diserahterimakan dari Pemerintah Jerman ke Indonesia pada 11 Maret diperkirakan akan menambah layanan dari 625 SR menjadi 3.000-4.000 SR. Begitu air mengalir ke bak penampung utama di Kanigoro, PDAM akan segera memperbaiki pipa-pipa yang sudah mulai rusak karena hanya terisi udara. Ke depannya, PDAM juga akan menyempurnakan perpipaan dengan tambahan pipa distribusi air. Bribin II rampung
Perwakilan Tim Jerman Solichin mengungkapkan, seluruh tahapan Proyek Bribin II ini telah rampung. Saat ini, pemerintah masih berusaha untuk menemukan skema pengelolaan untuk Bribin II. "Ada beberapa opsi. Kemungkinan besar, pemerintah pusat akan mengelola dengan BLU hingga Kanigoro dan PDAM akan mengelola dari Kanigoro ke SR," ujar Tjiptomuljono.
Rencananya serah terima Proyek Bribin II akan disaksikan oleh Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto. Setelah Proyek Bribin II, tim dari Universitas Karlsruhe Jerman akan melanjutkan pengangkatan air dari Goa Seropan dengan menggunakan teknologi mikrohidro dari air terjun di bawah tanah Goa Seropan. Pada 19 Januari, Memorandum of Discussion untuk Proyek Seropan sudah ditandatangani. (WKM)
Post Date : 28 Januari 2010
|