PASURUAN(SI) – Kerugian akibat banjir bandang yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) mencapai Rp3 miliar.
Kerugian diperkirakan terus meningkat karena banjir di beberapa kawasan seperti Kali Anyar, Kecamatan Bangil, dan sejumlah kawasan lainnya hingga kini belum surut. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo masih terus mendata kerusakan akibat banjir bandang sejak Sabtu (9/1) malam tersebut. “Kerugian sebesar itu (Rp3 miliar) baru dari data rumah dan infrastruktur yang rusak.
Belum termasuk,tambahan lainnya,” ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Pemkab Pasuruan Sunarto kemarin. Hingga kemarin, kata Sunarto, jumlah rumah yang terendam banjir mencapai 6.643 unit. Selain itu,tanggul sepanjang 182 meter di Desa Manaruwi Kecamatan Bangil, juga jebol. Dua jembatan rusak berat serta 18 rumah mengalami kerusakan berat.
Sedangkan dua rumah rata dengan tanah.Sebagian besar rumah yang rusak parah berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kedung Larangan,Bangil. Untuk membantu korban banjir, Pemkab Pasuruan mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar dari anggaran tak terduga. Dana sebesar itu digunakan untuk berbagai penanganan yang diperuntukkan bagi korban banjir.Pemkab Pasuruan juga segera memperbaiki tanggul dan jembatan yang rusak untuk memulihkan ekonomi daerah.
Meski sebagian banjir mulai surut,warga masih khawatir dengan ancaman banjir susulan. Mereka tetap waspada, memantau arus di aliran sungai Kedung Larangan. Warga juga terus bergotongroyong membersihkan rumah yang terendam banjir. “Kita tetap waspada, takut ada banjir susulan.Karena bagaimanapun, banjir yang menerjang Sabtu (9/1) malam membuat kami cemas sebab musibah itu terbesar dalam tujuh tahun terakhir,” ujar Suhaimi, warga Kidul Dalem,Bangil.
Pembagian bantuan bagi korban banjir bandang di Pasuruan tidak merata. Sejumlah korban banjir justru mengemis di sepanjang jalan utama di Pesanggarahan dan Dermo.Mereka meminta belas kasihan pengguna jalan yang melintas di sekitar kawasan yang diterjang banjir ini. Mereka membawa kotak dari kardus dan minta bantuan kepada pengendara yang lewat.
Tidak meratanya bantuan terjadi akibat lemahnya pendataan dan administrasi yang dilakukan Pemkab Sidoarjo dalam memberikan bantuan. Sebagian bantuan menumpuk di Posko Bencana di Kelurahan Kalirejo, Kecamatan Bangil. Bantuan berupa bahan makanan,obat-obatan, dan pakaian bekas juga menumpuk di gudang dan belum didistribusikan kepada korban banjir.
Bupati Pasuruan Dade Angga mengaku telah menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Jika masih ada korban yang belum menerima, memang masih dalam proses distribusi. “Pemkab Pasuruan sudah menyalurkan anggaran Rp2 miliar sehingga tidak ada alasan bagi korban banjir mengemis di pinggir jalan dan itu sudah saya sampaikan kepada mereka,” ujar Dade Angga.
Bukan hanya bantuan yang belum merata, hari ketiga setelah banjir bandang, warga juga mulai terserang penyakit diare, gatal-gatal, dan penyakit kulit lainnya. Untuk mengobati korban banjir, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan mendistribusikan mobil ambulanspuskesmaskelilinguntuk menjangkau korban banjir secara langsung. Mobil tersebut melayani korban di Kalirejo dan Masangan, Kecamatan Bangil.
“Banyak korban banjir yang mengalami diare dan gatal-gatal.Kini mereka berobat ke balaipengobatanyangdisediakan,” ujar Sekretaris Desa Masangan, Lailatul Rifah.Warga terserang penyakit karena buruknya lingkungan dan mengonsumsi air hujan untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum. Seluruh sumur milik warga tercemar air banjir dan tak layak dikonsumsi.
Atas dasar itu,warga meminta Pemkab Pasuruan menyalurkan tangki mengangkut air bersih. Sejauh ini Departemen Kesehatan (Depkes) menyalurkan sekitar 2.000 paket obat-obatan untuk korban banjir antara lain berupa obat penyakit kulit, infeksi, pernafasan, dan pencernaan.Dinkes juga menyuplai makanan pendamping untuk bayi juga bagi korban yang membawa balitanya mengungsi.
Kepala Seksi Bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Puji Waluyo mengaku akan terus memantau kesehatan korban banjir, termasuk kesehatan para balita. “Kita sudah sediakan tim medis dan obat-obatan untuk keperluan korban banjir di Posko Kalirejo dan kawasan lainnya,” ujarnya. Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla juga menyempatkan diri untuk mengunjungi kawasan yang dilanda banjir.
Dia memantau posko dapur umum di Markas PMI Kabupaten Pasuruan serta melihat jembatan sungai Kedung Larangan yang membelah Bangil. Kalla juga melihat aktivitas petugas yang membersihkan sampah dan kayu yang hanyut terbawa arus. Kalla meminta agar penanganan terhadap korban banjir diprioritaskan, terutama untuk bantuan makanan dan obat-obatan.
Di bagian lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim menggandeng Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Kesehatan (Dinkes), serta Search and Rescue (SAR) mengirimkan lima perahu karet, bantuan bahan makanan berikut obat-obatan.
Seperti diketahui, banjir Pasuruan menyebabkan sejumlah areal persawahan dan tambak terendam di antaranya di Kecamatan Bangil. Sedikitnya ada enam kelurahan atau desa yang menjadi korban. Mulai dari Kelurahan Kalianyar, Kalirejo, Latek, Manaruwi, dan Desa Tambakan serta Masangan. Sedangkan wilayah Kecamatan Beji yakni Desa Kedungringin, Kedungboto, Cangkringmalang, Beji,Pagak,dan Gelanggang. (abdul rouf/soeprayitno)
Post Date : 12 Januari 2010
|