|
Palembang, Kompas - Kerugian material akibat banjir yang melanda wilayah Sumatera Selatan sejak awal Januari 2005 lalu diperkirakan mencapai Rp 36 miliar. Kerugian tersebut mencakup Rp 16 miliar dari tanaman padi yang puso, dan Rp 20 miliar dari jalan dan jembatan yang rusak. Sementara itu kerugian akibat bangunan irigasi teknis yang rusak, perumahan penduduk terendam, dan aktivitas ekonomi masyarakat yang tersendat selama banjir, hingga kini masih terus dihitung. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Darna Dahlan di Palembang, Senin (31/1), mengatakan, banjir telah menyebabkan jalan dan jembatan di berbagai daerah di wilayah Sumsel rusak. Beberapa titik di jalan lintas timur (jalintim) dan jalan lintas tengah (jalinteng) Sumatera yang sangat vital bagi transportasi di Sumatera juga ikut rusak. "Kerugian akibat banjir mencapai Rp 20 miliar lebih. Itu mencakup jalan dan jembatan yang rusak, baik jalan provinsi, kabupaten atau jalan desa," kata Darna Dahlan. Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumsel Amir Sjarifuddin mengakui adanya kerusakan jalan yang mengganggu transportasi darat selama musim banjir sejak awal hingga pertengahan Januari 2005. Banjir merendam beberapa titik jalintim, seperti di dekat jembatan Sungai Mesuji di perbatasan antara Provinsi Sumsel dan Lampung, serta di Desa Tebing Suluh dan Bumiarjo, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir. Longsor sedalam lima meter yang menimpa jalinteng di Kabupaten Muara Enim juga belum diperbaiki. "Kami sudah mendata dan melaporkannya ke Dinas PU Bina Marga agar segera diperbaiki," kata Amir Sjarifuddin. Menurut Wakil Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Leonardo Hutabarat, kerugian dari sawah yang puso akibat terendam banjir mencapai Rp 16,878 miliar. Sawah yang puso di Sumsel seluas 16.788 hektar dari total lahan yang terendam 35.469,9 hektar. Sawah yang rusak terutama terdapat di empat kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, Muara enim, dan Kabupaten Ogan Ilir. Bangunan irigasi teknis di daerah Belitang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, juga rusak setelah banjir melanda 2.889 hektar sawah di daerah tersebut. Pimpinan Proyek Pengendalian Banjir Dinas PU Pengairan Sumsel Jamahir mengatakan, kerusakan irigasi teknis terjadi karena bangunan irigasi terhantam arus banjir yang deras.(IAM) Post Date : 01 Februari 2005 |