|
SURABAYA (Media): Kerugian akibat bencana banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim) diperkirakan mencapai Rp300 miliar. Menurut Ketua Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana Alam (Satkor PBA) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim Soenarjo di Surabaya, kemarin, kerugian terbesar terjadi pada kerusakan puluhan jembatan dan rumah. Kerusakan fisik itu penanganannya akan diprioritaskan karena menyangkut kepentingan masyarakat umum. Untuk kepentingan tersebut, katanya, Pemprov Jatim kini telah menganggarkan dana sebesar Rp40 miliar, dan dalam minggu ini akan dicairkan Rp10 miliar. Dia mengatakan, jumlah dana dari APBD itu masih kurang. Oleh karena itu, ujar Soenarjo, Pemprov Jatim mengajukan tambahan dana kepada pemerintah pusat sebesar Rp79 miliar. ''Jika permintaan dikabulkan, dana dari pusat akan kita gabungkan dengan milik pemprov serta milik kabupaten dan kota. Saya rasa cukup untuk menanggulangi kerugian akibat bencana tersebut. Jadi jangan selalu mengharapkan dari pemprov saja, mari kita selesaikan secara gotong royong,'' ujarnya. Satkor PBA hingga kini sudah menerima bantuan dari Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) sebesar Rp1 miliar dan tiga ton beras, sedangkan dari Menteri Sosial (Mensos) sebanyak 2.000 potong pakaian layak pakai. Ketua Satkor PBA berharap bantuan juga datang dari masyarakat guna meringankan beban korban bencana banjir dan tanah longsor, terutama di Mojokerto, Malang, dan Pasuruan. Karena itu, Pemprov Jatim juga mendirikan posko bantuan di Gedung Grahadi Surabaya, dengan harapan bantuan dapat masuk melalui satu pintu. ''Bantuan yang sudah masuk nanti akan kita salurkan ke masing-masing kabupaten dan kota. Kalau memang ada masyarakat yang ingin langsung mengirimkan ke lokasi, silakan saja,'' ujar Soenarjo. Sementara itu, angka kerugian akibat bencana banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) diperkirakan mencapai Rp75 miliar. Sedangkan untuk memperbaiki aliran sungai dan jaringan drainase di provinsi ini, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) mengajukan bantuan dua unit kapal keruk. Kepala Dinas Kimpraswil Kalsel Sefek Effendi, kemarin, mengatakan pihaknya telah membentuk tim khusus untuk menginventarisasi angka kerugian akibat banjir. ''Perkiraan angka kerugian akibat banjir saat ini sebesar Rp75 miliar, namun angka ini dapat saja bertambah karena penghitungan belum selesai,'' katanya. Menurut Sefek, perbaikan atau rehabilitasi sarana dan prasarana pascabanjir akan diprioritaskan pada sarana dan prasana vital. ''Langkah pertama adalah perbaikan jalan dan jembatan yang benar-benar rusak parah,'' katanya. Menurut dia, panjang ruas jalan yang rusak akibat banjir mencapai sekitar 87 kilometer (km) dan jembatan yang putus sepanjang 398 meter. Kerusakan jalan terparah berada di Kabupaten Banjar, yaitu ruas jalan Martapura-Banjarmasin sepanjang 11,5 km. (FL/DY/N-3) Post Date : 12 Februari 2004 |