|
INDRAMAYU (Media): Kerugian akibat banjir di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat (Jabar), ditaksir mencapai Rp1,7 miliar. Selain itu, beberapa warga korban banjir menderita penyakit kulit dan demam. Bupati Indramayu Irianto MS Syafiuddin, kemarin, mengatakan kerugian akibat bencana banjir di Kabupaten Indramayu saat ini sedang diinventarisir pihak kecamatan dan Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP). Menurut pantauan Media, warga di daerah bencana banjir di Kabupaten Indramayu umumnya menderita penyakit kulit dan demam. Kerugian lain, menurut data Dinas Pertanian setempat, sebanyak 10.665 hektare areal tanaman padi milik petani di 14 kecamatan terancam tanam ulang. Menurut Irianto, saat ini bantuan untuk korban bencana alam banjir masih dalam pengkajian dan penghitungan. Satkorlak PBP dan kecamatan yang terkena banjir mengajukan anggaran sebesar Rp500 juta kepada Pemkab Indramayu. Namun, kata bupati, pihaknya masih mengkaji bersama sekretaris daerah (sekda) dan bagian keuangan. "Jika disposisi mendapat persetujuan, bantuan tersebut akan secepatnya disalurkan kepada masing-masing kecamatan yang terkena banjir tergantung kebutuhan masyarakat," kata bupati yang akrab disapa Yance itu. Di Karawang, hujan yang turun selama lima hari sejak Kamis (12/2) memperhebat banjir di wilayah Kecamatan Cilamaya. Ketinggian air di sana mencapai satu meter. Menurut Pelaksana Harian (Plh) Satkorlak PBP Kabupaten Karawang, Sujana, kemarin, sesuai laporan yang diterimanya dari Camat Cilamaya Kulon Sutadi Misnen Noer, banjir yang mencapai ketinggian satu meter menggenangi 3.l47 rumah penduduk di l2 desa. Selain rumah pendududk, banjir juga menggenangi sarana pendidikan sebanyak 4l buah, serta persawahan seluas 2.4l5 hektare dengan umur tanaman padi antara l0 s.d 20 hari. Desa yang tergenang banjir antara lain Desa Sukamulya, Kiara, Langensari, Bayurkidul, Bayur Lor, Pasirukem, Muktijaya, Pasirjaya, Sukajaya, Tegal Urung, Manggungjaya dan Sumurgede di Kecamatan Cilamaya. Untuk membantu para korban, kata Sujana, Pemkab Karawang mengirim bantuan beras jatah orang miskin (raskin). Selain itu, banjir juga menggenangi sarana perhubungan sepanjang l7.900 meter. Pantura rusak Jalur pantai utara (pantura) Pekalongan, Jawa Tengah, rusah parah akibat digenangi air sejak beberapa hari terakhir. Ratusan kendaraan dari arah Jakarta maupun sebaliknya terpaksa berjalan merayap dan sebagian mencari jalur alternatif. Menurut pantauan Media di sepanjang jalur pantura, kemarin, kondisi jalan berlubang di sana-sini. Kerusakan jalan terjadi di jalan antara Pekalongan - Pemalang. Dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan dua siswa sekolah dasar (SD) tewas di lokasi berbeda dalam musibah banjir di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Sabtu (14/2) dan Minggu (15/2). Hendrikus Hiku, 8, asal Kampung Hurabegor, Desa Darat Gunung, adalah siswa kelas satu SDN Talibura, sedangkan Yulius Kuli, 5, warga Kampung Waihole, Desa Wailamung, siswa kelas satu SDN Nebe. Keterangan yang diperoleh Media menyebutkan, Hendrikus terseret banjir pada Sabtu (14/2) dan baru ditemukan keesokan harinya sekitar satu kilometer dari tempat kejadian. Sedangkan Yulius terbawa banjir pada Rabu (11/2), ditemukan tersangkut di jembatan, empat hari setelah kejadian oleh dua orang nelayan. Kapolres Sikka Ajun Komisaris Besar (AKB) Bagus Wahyono yang dihubungi Media, kemarin, mengatakan kedua bocah tersebut tewas terseret banjir ketika sedang berangkat ke sekolah. "Keduanya tewas terseret banjir dalam perjalanan ke sekolah," ujar Bagus Wahyono. Tewasnya kedua anak itu menambah jumlah korban jiwa akibat bencana alam yang melanda sebagian wilayah NTT menjadi 15 orang. Dua orang terbawa banjir dan tanah longsor di Ende, enam orang tewas akibat tenggelamnya kapal motor (KM) Baleza Timor, satu orang di Sumba Timur, dan empat orang di Manggarai. (SR/FS/AS/PO/N-1) Post Date : 18 Februari 2004 |