Jakarta, Kompas - Sudah lima hari terakhir ini sampah dari perairan Laut Jawa secara bertubi-tubi menyerang Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau Untung Jawa dan Pulau Rambut merupakan pulau yang terserang sampah cukup parah. Setiap hari volume sampah mencapai 190 ton.
Bahkan, sampah yang datang pada Senin (25/4) bukan hanya plastik dan dahan-dahan pohon, melainkan juga mayat laki-laki dewasa. Berdasarkan keterangan pihak pemerintah setempat, mayat itu terdampar di Pulau Untung Jawa bersama sampah pada Senin dini hari.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Kepulauan Seribu Ajun Komisaris Reynold Hutagalung mengatakan bahwa mayat tersebut diduga kuat adalah nelayan yang tenggelam sebab tidak ditemukan luka penganiayaan pada tubuhnya.
Serangan sampah yang ikut membawa mayat tersebut dikeluhkan warga Kepulauan Seribu karena mengotori lingkungan. Sekretaris Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan yang juga merangkap sebagai Pelaksana Harian Lurah Untung Jawa Eko Saroyo mengatakan, warga pun sangat direpotkan dengan serangan itu.
Apalagi, lanjutnya, serangan sampah kali ini dirasakan datang lebih banyak dibandingkan dengan biasanya. Sampah yang datang tidak cukup dibersihkan satu kali, tetapi harus dibersihkan setiap hari karena sampah itu datang terus-menerus.
”Kepulauan Seribu memang selalu menjadi tempat limpasan sampah dari Laut Jawa. Tetapi, baru kali ini serangannya datang secara bertubi-tubi,” katanya.
Serangan sampah itu, menurut Eko, mulai dirasakan datang secara bertubi-tubi pada 21 April. Hingga saat ini, selama lima hari serangan sampah berlangsung, volume sampah yang mengepung Kepulauan Seribu mencapai 950 ton.
Berdasarkan pengamatan aparat Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, limpasan sampah itu datang dari arah timur. Sebagian besar sampah itu terdampar di Pulau Untung Jawa yang merupakan pulau paling selatan di gugusan Kepulauan Seribu.
Hampir seluruh kawasan pantai bagian selatan, timur, hingga utara Pulau Untung Jawa tertutupi sampah. Sementara sampah yang mengambang menutupi kawasan pantai hingga satu mil dari bibir pantai.
Pulau Rambut yang menjadi pulau konservasi bagi satwa liar dan burung juga tidak luput dari serangan sampah meski hanya sebagian kecil. Kawasan pantai Pulau Pari dan Pulau Lancang yang berada tidak jauh dari Pulau Untung Jawa juga ikut terkepung sampah.
Diduga, serangan sampah tersebut datang dari kawasan pantai utara Jakarta ke arah timur, yakni Bekasi hingga Indramayu. Sampah tersebut datang dari arah timur ke barat dengan dorongan gelombang laut hingga terdampar di kawasan Kepulauan Seribu bagian selatan.
Menurut Kepala Subbidang Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kukuh Rubianto, memang baru sepekan ini mulai berlangsung musim angin timur, yakni angin bergerak dari arah timur dan tenggara ke arah barat. Kondisi tersebut juga menyebabkan gelombang laut bergerak searah pergerakan angin.
”Musim angin timur itu akan berlangsung dari April sampai September,” katanya.
Harapkan pusat dan DKI
Bupati Kepulauan Seribu Ahmad Lutfi mengatakan, serangan sampah di kawasan Kepulauan Seribu yang terjadi selama musim angin timur seperti saat ini cukup parah. Hal ini akibat seluruh sampah di perairan utara Jakarta dan pesisir di sekitarnya bergerak ke arah barat dan terjebak di Kepulauan Seribu.
Sebaliknya, pada musim angin barat serangan sampah yang datang di Kepulauan Seribu tidak terlampau parah. Itu karena sampah yang bergerak dari pesisir Banten dan Jakarta terpencar ke Laut Jawa dan hanya sebagian kecil terjebak di Kepulauan Seribu.
Menurut Lutfi, serangan sampah beberapa tahun belakangan ini pun sangat mengganggu aktivitas warga Kepulauan Seribu. Tidak sedikit motor kapal nelayan dan kapal penumpang rusak akibat baling-balingnya tersangkut sampah.
Namun, hingga saat ini, lanjutnya, pemerintah pusat ataupun DKI Jakarta tidak pernah melakukan tindakan yang komprehensif untuk menangani serangan sampah di Kepulauan Seribu. ”Tak mungkin kami menangani sampah ini sendiri karena jumlahnya sangat banyak,” katanya.
Menurut Lutfi, satu-satunya cara menangani sampah tersebut adalah dengan penanganan yang komprehensif dari hulu ke hilir, yakni dari daratan di sepanjang pesisir utara Jakarta hingga ke Laut Jawa.
Terkait penanganan jangka pendek terhadap tumpukan sampah itu, ujar Lutfi, pihaknya sudah mengerahkan warga setempat untuk membersihkan sampah yang terdampar di pulau.
”Hanya saja, sampah yang mengambang di perairan belum kami tangani karena tidak punya alatnya,” ujarnya. (MDN)
Post Date : 26 April 2011
|