|
BOGOR, (PR).Julukan kota terkotor yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup kepada Kota Bogor beberapa waktu lalu, membuat Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor, Ahmad Syarief gusar. Kepala DLHK Ahmad Syarief mempertanyakan, apa yang di jadikan indikator Bogor menjadi kota terkotor. Padahal, menurut Syarief, masih banyak kota besar lain yang jauh lebih kotor, dan dipenuhi sampah di mana-mana. "Saya tanya di mana sampah itu? Saya juga tidak mengerti di mana indikator penilaian itu. Di mana tempat yang kotor, di mana juga ada tumpukan sampah? Jangan main-main dengan saya. Jadi saya tidak terima pernyataan itu," ujar Ahmad Syarief dengan nada berang, Senin (19/12). Diakui Syarief akibat pemberian julukan itu, ia mendapat banyak pertanyaan dari sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan, termasuk masyarakat Kota Bogor yang mempertanyakan kebenaran Bogor mendapat predikat kota terkotor. "Mereka juga sebenarnya gusar dan tidak terima dengan predikat ini. Bagaimana mungkin di Kota Bogor banyak sampah yang menumpuk di jalanan, padahal saya tahu kondisi sebenarnya," katanya. Syarief menyatakan jumlah pengangkutan sampah saat ini jauh lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Hal itu berarti tidak ada alasan bila ada yang mengatakan Bogor banyak dipenuhi sampah. Sampai tahun 2005 ini, target pengangkutan sampah adalah 67 persen. Namun, hasil yang dicapai sampai Desember inin 68 persen. November lalu, sampah yang terangkut dari wilayah seluas 8.030 hektare. Sampah yang terangkut sejak Januari lalu mencapai 87 m3 setiap harinya, sehingga sampai November sudah tercapai 1.510 m3. "Hal itu bisa tercapai karena ada disiplin sopir, penambahan angkutan, ada kegiatan PKL sehingga terangkutnya lebih banyak," sebutnya. Sebagai langkah penanganan masalah sampah, khususnya yang tersebar di sekitar pasar, DLHK Kota Bogor sedang merancang wadah yang disebut ikatan keluarga warga pasar (IKWP). Ke depan, masalah pasar tidak akan ditangani oleh DLHK lagi, melainkan oleh keluarga pasar tadi. "Awal tahun ini kami sudah mengadakan rapat 4 kali supaya masalah sampah teratasi," katanya. Menanggapi hal itu, Wali kota Bogor Diani Budiarto mengatakan, masalah sampah sebenarnya berkaitan dengan masyarakat. Jangan dikaitkan dengan pemerintahan karena ada warga yang sampai saat ini tidak mau membuang sampah pada tempatnya. Mereka asal buang sampah begitu saja. "Bukan Kota Bogor saja yang dinilai begitu. Yang kedua, masyarakatnya harus berpikir, bagaimana mereka seharusnya membuang sampah. Jangan sembarangan begitu saja," tegas Diani. (D-26) Post Date : 20 Desember 2005 |