|
BOGOR, (PR)- Sejumlah warga sekitar Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal Kabupaten Bogor, menentang usulan beberapa pihak untuk memindahkan lokasi ( relokasi) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bojong ke Desa Nambo, masih di Kecamatan Klapanunggal, menyusul insiden berdarah setelah ada rencana uji coba pekan lalu. Seperti diketahui, Kabupaten Bogor juga memiliki tempat pembuangan yang lebih berbahaya bagi masyarakat sekitarnya, yakni Pusat Pengolahan Limbah B-3 (Bahan Beracun Berbahaya) milik PT Prasadha Pamunah Limbah Indonesia. Namun, kehadiran PPL B-3 yang jaraknya hanya beberapa belas kilometer dari TPST Bojong dan berada di kecamatan yang sama, dalam satu dasa warsa terakhir, relatif lebih "aman" dari protes kendati sudah lama beroperasi. Padahal sampah atau limbah yang ditampung dan diolahnya adalah B-3 yang merupakan buangan limbah kimia dari industri baik dari Jabotabek maupun daerah lainnya. Menurut beberapa warga Desa Nambo, usulan pemindahan lokasi TPST Bojong ke Nambo itu hanya menambah persoalan baru. "Apakah dengan pemindahan lokasi ke sini sudah ada garansi warga tidak akan melakukan penolakan? Siapa bisa menjamin. Jadi jangan terlalu gampang menyatakan TPST Bojong bisa dialihkan ke Nambo. Kami juga akan menentangnya secara habis-habisan," papar Rochim, salah seorang warga setempat. Sejumlah warga lainnya juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut mereka, pemindahan lokasi TPST ke wilayah mereka tidak akan menyelesaikan masalah. Sebab, menurut mereka, warga Nambo juga sangat keberatan kalau usulan tersebut benar-benar dilaksanakan. "Mendingan selesaikan akar permasalahan yang ada di TPST Bojong daripada mencari jalan gampang, tapi kemudian tetap bermasalah," imbuhnya. Sebagaimana diketahui, menyusul pecahnya kerusuhan pada Senin (22/11) lalu antara petugas dan warga, Kabag Humas Pemkab Bogor Drs. H.M. Sjahuri mengungkapkan, Pemkab Bogor sedang mencari alternatif lain, sebagai pengganti lokasi TPST Bojong. Disebutkan pula, kalau salah satu alternatif itu adalah Desa Nambo. Jangan cuci tangan Hal senada juga diungkapkan Halasan S., Sekretaris Front Rakyat Untuk Pemberdayaan Masyarakat Bogor (Forum Bogor) yang ditemui secara terpisah. Menurutnya, adanya usulan alternatif wilayah pengganti yang banyak disuarakan pihak Pemkab Bogor serta kalangan legislatif tersebut cenderung semata-mata hanya sebagai sarana cuci tangan terhadap permasalahan yang ada di TPST Bojong. "Protes warga sekitar Bojong terhadap keberadaan TPST bukan baru sekali mencuat, tapi sudah berkali-kali. Tapi selama itu pula pihak terkait mengabaikannya. Malah pihak terkait seakan dengan kor mereka menyatakan semua persyaratan yang dibutuhkan TPST sudah lengkap serta peralatan yang digunakan sangat canggih. Tapi, setelah pecah kerusuhan yang mengakibatkan lima warga tertembak, kok masih ada pejabat yang menyatakan kalau amdalnya belum ada segala. Selama ini apa yang mereka perbuat? Sekarang untuk menutupi itu semua, diusulkan lagi lokasi lain sebagai alternatif yang belum menjamin bakal sepi protes warga," ujarnya. "Sebaiknya, pihak eksekutif maupun legislatif introspeksi dulu dengan kegagalan pengoperasian TPST Bojong. Cari titik permasalahan kenapa sampai menuai protes, lantas cari jalan keluarnya. Bukan justru memunculkan masalah baru dengan mengusung bakal dipindahkan ke lokasi lain," tambahnya. (B.65) Post Date : 01 Desember 2004 |