Kenaikan Tarif PDAM Dinilai Memberatkan

Sumber:Suara Merdeka - 18 Februari 2005
Kategori:Air Minum
KEBUMEN - Sejumlah pelanggan PDAM Kebumen bisa menerima kenaikan tarif air minum rumah tangga Rp 600/m3 menjadi Rp 850/m3. Namun, mereka keberatan jika dalam setahun PDAM menaikkan tarif dua kali.

Hal itu terungkap dari sosialisasi kenaikan tarif di DPRD yang dipimpin Ketua Komisi A, Nuryanto Pramudono, Kamis kemarin. Acara dihadiri Direktur PDAM Kebumen Prabowo SE MM, sejumlah perwakilan pelanggan, dan LSM.

Sebelumnya, PDAM merencanakan tarif air minum untuk semua golongan tahun ini naik dua kali, Januari-Juni dan Juli-Desember. Sebagai contoh, tarif rumah tangga dari semula Rp 600/m3 menjadi Rp 850/m3 berlaku Januari-Juni.

Sementara itu pada Juli-Desember, tarif semua golongan itu naik lagi secara progresif untuk tiap pemakaian kelipatan 10 m3. Untuk tarif rumah tangga A sampai 10 m3, tarifnya menjadi Rp 1.100/m3. Hal ini yang ditentang para pelanggan.

Muh Seno, pelanggan di Desa Wero Gombong, mengeluhkan tiap pagi pada pukul 05.00-07.00, air ledeng di daerahnya macet. Dia meminta PDAM meningkatkan pasokan air untuk Gombong dan sekitarnya.

Langgeng Sobirun dari Desa Mrentul, Bonorowo memahami rencana kenaikan tarif rumah tangga menjadi Rp 850/m3. Namun dia sangat keberatan jika dalam tahun ini tarif air minum dinaikkan dua kali.

Sementara itu staf LSM Swadiri Budi Waluyo SH meminta PDAM, sebelum menaikkan tarif perlu meningkatkan mutu pelayanan dulu.

Untuk mengetahui kepuasan pelanggan, dia menyarankan PDAM mengedarkan angket atau menyurvei.

Benahi Manajemen

Anggota Komisi C DPRD Ir Sri Hari Susanti MM mengingatkan PDAM, mulai sekarang terus membenahi manajemen dan meningkatkan pelayanan. Dia berharap, PDAM melakukan efisiensi. Sebab, pembengkakan biaya produksi berimbas kepada pelanggan.

Susanti menilai, kebocoran air lebih dari 20% masih terlalu tinggi. Dia meminta, kebocoran dapat ditekan agar tidak merugikan pelanggan dan maksimal ditoleransi hingga 20%.

Selain itu, Susanti mendukung pembenahan manajemen termasuk peningkatan kinerja dan disiplin pegawai. Sebab, selama ini disiplin karyawan masih rendah. Bahkan, ada karyawan PDAM di unit kecamatan jarang masuk kerja namun tetap dibayar.

Direktur PDAM Prabowo mengaku saat ini dia baru berorientasi. Namun, pihaknya sudah memahami potensi dan kendala PDAM. Karena itu, dia mulai menerapkan disiplin kerja karyawan dengan masuk pukul 07.30 dan pulang pukul 14.30 setiap hari kerja.

Mengenai kenaikan tarif, hal itu terkait dengan beban biaya produksi yang terus membengkak dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Tentang pasokan air, sejak ada pengolahan dari Sungai Luk Ulo bertambah sehingga masih aman untuk memenuhi pelanggan di Kota Kebumen.

Khusus wilayah Gombong, dia mengakui ada kendala. Hal itu mengingat, pasokan air dari Banyumudal Buayan yang dibangun sejak zaman Belanda, debitnya terus menurun. Dahulu debitnya 50 liter/detik, kini tinggal 30 liter/detik.

Selanjutnya Prabowo menginformasikan, PDAM Kebumen telah berencana membangun jaringan Unit II Waduk Sempor dengan biaya Rp 600 juta untuk mencukupi kebutuhan para pelanggan di wilayah barat.(B3-20j)

Post Date : 18 Februari 2005