|
BIOGAS disebut-sebut sebagai alternatif paling murah dan meriah untuk menggantikan gas fosil. Penggunaan biogas bisa diandalkan dan menjadi pilihan di saat gas atau minyak tanah langka. Beberapa waktu lalu Pemkab Sragen bekerjasama dengan Yayasan Danamon Peduli meresmikan sebuah pusat pengelolaan sampah menjadi gas dan pupuk. Akhir Februari 2008 lalu, di bawah pengelolaan unit pengolahan sampah (UPS), sampah-sampah yang tidak bermanfaat diolah menjadi biogas. Lokasi pengolahan sampah organik mengambil tempat di sisi timur Pasar Bunder Sragen. Alasannya, sampah-sampah organik yang berasal dari pasar tradisional terbesar di Sragen relatif banyak. Di tempat itu, sampah diolah menjadi sesuatu yang menguntungkan yakni pupuk organik berkualitas tinggi, air lindi dan gas metan. Air lindi bisa digunakan sebagai pupuk cair dan penghasil gas metan. Gas metan termasuk gas bio yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kompor maupun bahan bakar genset yang dapat menghasilkan penerangan listrik. Trigani, Kasubid Kebersihan Dinas Tata Kota Sragen mengungkapkan, UPS Pasar Bunder mampu menampung produksi sampah pasar 5 ton sehari. Dengan komposisi, 30 persen sampah non organik dan 70 persen sampah organik. Sementara proses pengolahannya, sampah ditampung di tempat penampungan sementara, lalu dipilah antara yang organik dan non organik. Selanjutnya sampah-sampah dicacah dengan menggunakan mesin pencacah lalu diperas. Proses berikutnya, sampah yang telah diperas di tampung di dalam bak fermentasi dan taburi promi, semacam mikroba untuk mempercepat proses fermentasi. Penerangan Listrik UPS yang berjarak 100 meter dari pasar Bunder memiliki 14 bak fermentasi, produksi sampah setiap hari ditampung di sebuah bak penampungan. Selama 14 hari masa fermentasi pupuk organik bisa dipanen. Dan setiap harinya UPS bisa memanen pupuk. Sementara peresan sampah akan menghasilkan air lindi atau semacam gas metan. Trigani menuturkan, sehari UPS bisa menghasilkan 200 liter gas metan. Gas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, misalnya untuk memasak atau sebagai bahan bakar genset yang dapat menghasilkan penerangan listrik. Risa Bhinekawati, ketua umum dan direktur eksekutif Yayasan Danamon Peduli menuturkan, Kabupaten Sragen merupakan daerah yang pertama kali mengembangkan inovasi konversi sampah menjadi gas bio. Sragen juga menghasilkan gas metan yang menjadi bahan bakar alternatif. (Budi Sarmun Santoso-50) Post Date : 19 Januari 2009 |