Kemarau, Masyarakat Semakin Sulit Memperoleh Air Bersih

Sumber:Kompas - 02 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
SEMARANG, KOMPAS - Ratusan masyarakat Muntuksari, Rowosari, Tembalang, Semarang, semakin kesulitan mencari air bersih akibat kemarau. Sumber air yang tersedia di lokasi ini mulai menipis dan warga khawatir air akan habis selepas Lebaran apabila hujan belum juga turun.

Beberapa sumur warga hingga Senin (1/10) sudah mulai kering sehingga mereka harus mencari sumur alternatif yang semakin jauh lokasinya.

Untuk mendapatkan air bersih, mereka juga harus antre hingga lebih dari satu jam. Ngadiman (50), warga RT 4 RW 6 Muntuksari, biasanya antre selepas sahur. Sekitar pukul 01.00 ia mulai antre dan baru bisa mendapatkan dua ember air selepas imsak atau menjelang pukul 04.00.

"Dahulu saya bisa ambil air dari mushala dekat rumah, tetapi sekarang sudah kering. Sekarang harus memanggul air lebih jauh hampir setengah kilometer," ujarnya.

Warga lainnya, M Jimmy (25), mengaku mengambil air menjelang buka puasa. Rumahnya hanya berjarak sekitar 20 meter dari sumur. Sumur yang dalamnya sekitar delapan meter tersebut, airnya hanya tersisa sekitar setengah meter. Warga harus bergantian menunggu air yang akan digunakan untuk memasak tersebut.

Kemarau juga membuat permintaan air jeriken meningkat. Seorang penjual air, Andi Rismawanto (31), mengatakan, dalam satu hari dia bisa menjual air hingga lima putaran dengan menggunakan mobil Colt. Satu mobil Colt mampu membawa 50 jeriken berisi 20 liter air. Setiap jeriken dijual dengan harga Rp 1.000.

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Semarang juga masih kurang maksimal dalam penyediaan air di permukiman berbukit di Kota Semarang bagian atas. Hal itu membuat sebagian warga di Semarang bagian atas, terutama di Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik, memilih menggunakan sumur artesis.

"Air tak mengalir merata. Rumah yang berada di bagian bawah lebih mudah mendapat aliran air, sedangkan rumah di bagian atas biasanya terlambat mendapat air, bahkan hanya mendapat sedikit," kata Daryatmo (54), warga Perumahan Payung Mas, Kelurahan Pudak Payung. (GAL/HEN)



Post Date : 02 Oktober 2007