|
BOGOR--MIOL: Musim kemarau yang mengakibatkan sejumlah daerah di Kabupaten Bogor kekeringan dan mengalami krisis air bersih, berdampak pada kesehatan warga. Wabah diare di Kabupaten Bogor, dalam sepekan ini meningkat. Bahkan, dua warga meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Umumnya, warga yang terserang penyakit ini, berasal dari daerah yang kini mengalami krisis air bersih. Seperti Kampung Cisalak, Desa Cibunian, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Di Rumah Sakit Daerah (RSD) Leuwiliang, Kabupaten Bogor, kini merawat 42 pasien diare. Antara jumlah pasien anak-anak dan dewasa, hampir tidak ada perbedaan secara signifikan. Sebelum dirujuk ke rumah sakit ini, para apsien diare ini sempat mendapat perawatan di puskesmas di wilayahnya masing-masing. Rata-rata mereka telah menjalani perawatan sejak sepekan terakhir ini. Bahkan hingga Senin (17/7) ini, jumlah pasien diare terus meningkat. Setiap harinya, rata-rata pasien khusus diare yang masuk ke rumah sakit ini, mencapai 10 orang. Rumah sakit yang menjadi rujukan warga dari tujuh kecamatan di wilayah Bogor Barat ini, sempat kewalahan dalam menerima pasien diare. Pihak rumah sakit terpaksa menyediakan tempat tidur lipat, untuk pasien yang menjalani rawat inap. Para pasien ini, sebelumnya tidak kebagian ruang perawatan. Rosmalina, dokter yang menjadi Koordinator Perawatan mengatakan, mewabahnya panyakit diare ini sudah lumrah. Terutama pada saat musim kemarau berlangsung. Sanitasi buruk penyebab menyebarnya wabah diare ini. Setiap pasien diare oleh pihak rumah sakit diberikan cairan infus untuk mengembalikan lagi kondisi tubuh, setelah kehilangan banyak cairan akibat muntah dan berak-berak. Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor telah menyatakan kasus diare di Kabupaten Bogor, khususnya di Kecamatan Pamijahan, sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa. Sejak awal Juli ini, dinas kesehatan tersebut mencatat dua orang pasien diare meninggal dunia. "Yang meninggal itu karena terlambat dibawa ke puskesmas atau rumah sakit. Makanya, saya mengimbau masyarakat untuk waspada dini terhadap diare, terlebih lagi di musim kemarau seperti ini. Apalagi daerah tersebut daerah endemis diare," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Tri Wahyu. Untuk mengatasi masalah diare, kata Tri, pihaknya sudah mengupayakan pencegahan penyakit-penyakit yang umumnya disebabkan oleh datangnya musim kemarau. "Karena untuk mengatasi kekeringan yang melanda kawasan Bogor Barat, bukan porsi kami. Namun dinkes sudah menerjunkan tim untuk mencegah penyakit yang disebabkan kemarau. Termasuk juga diare," tandas Tri. (DD/OL-02).Penulis: Dede Post Date : 17 Juli 2006 |