|
PAMEKASAN - Warga Desa Baddurih, Kecamatan Pademawu, mulai kesulitan mendapatkan air bersih. Itu akibat kemarau dan suhu udara yang terus naik yang mengeringkan sumur warga. Warga pun harus pergi ke desa tetangga atau membeli dari truk pengangkut air untuk mendapatkan air bersih. Berdasarkan pantauan koran ini di Desa Baddurih, warga merasa benar-benar kesulitan air. Warga tak hanya butuh air untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi lebih banyak untuk kebutuhan puasa maupun jelang Lebaran. Seorang warga Desa Baddurih, Musyaffak, mengatakan bahwa warga tak hanya kesulitan air pada musim panas kara seperti saat ini. Pada hari-hari biasa, air bersih tetap sulit. Bedanya, pada musim hujan sumur warga berisi air. Namun rasanya payau. Dia menduga ada rembesan air laut masuk ke sumur warga. "Soalnya Baddurih dekat laut," katanya. Di musim hujan, sumur warga masih bisa dimanfaatkan untuk mencuci. Tapi di musim panas seperti saat ini, sumur warga sering kering. Meski airnya ada, tapi tidak bertahan lama. Dia mencontohkan, jika air sumur diambil di waktu pagi dan sore adalah simpanan air sejak malam sebelumnya. Sedangkan air sumur di sore hari simpanan air sejak pagi. "Kalau siang mengambil (air) juga, (sumur) sangat dangkal dan keruh," ujarnya. Hal senada disampaikan Syukron di Desa Blumbungan Larangan. Dia mengaku agak sulit mencuci di sungai. Sebab, air sungai dari hulu terus menipis sampai di hilir. Sedangkan warna air sungai di musim panas semakin hijau dan bercampur lumut. "Meski agak keruh, kami tetap manfaatkan air sungai," akunya. Menurut dia, mencuci pakaian di sungai lebih mudah. Sebab, tak perlu menimba air. Dan, mencuci di sungai seringkali dilakukan secara beramai-ramai. "Istilahnya, tak sekadar nyuci, ada unsur silaturahim juga," kata dia bercanda. Ketua Komisi D DPRD Pamekasan Abdurahman mengakui ada banyak proposal masuk ke dewan terkait dengan pengadaan air. Dia menduga, banyaknya proposal itu akibat musim kemarau melanda. Karena itu, dia berjanji akan mengomunikasikan proposal itu ke instansi terkait, baik dinas pengairan atau PDAM. Jika memungkinkan, kata dia, pengeboran air lebih baik dibanding droping air secara insidental. "Secara teknis, biarlah pihak terkait yang mengurus," ujarnya. Berdasarkan data data komisi D, tahun lalu beberapa kecamatan rawan air bersih. Diantaranya, sebagian desa di Kecamatan Pademawu, Pasean, Batumarmar, Larangan, dan Proppo. "Tetapi tidak setiap desa di kecamatan kekurangan air," jelasnya. (abe) Post Date : 09 Oktober 2007 |