|
PURWOREJO - Kekeringan tidak hanya melanda persawahan di Purworejo. Kini, warga beberapa desa Kecamatan Purworejo mulai kekurangan air bersih. Antara lain warga Dusun Jambean, Desa Sidorejo, Brenggong, Donorati, dan Wonotulus. Akibat mengecilnya debit air di saluran irigasi Kalisemo, lahan persawahan di beberapa daerah tersebut juga mulai kering. Apalagi, di wilayah pinggiran Purworejo tersebut lebih mengandalkan air hujan, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun mengairi sawah. Meski gejala kekeringan sudah tampak, aparat setempat belum mengajukan bantuan droping air bersih ke Pemkab Purworejo. Menurut Kaur Kesra Desa Sidorejo Muh Adnan pihaknya akan melihat situasi dan kondisinya dulu. Adnan membenarkan warganya mulai mengalami kesulitan air bersih. "Saat ini sedang dilakukan pendataan," katanya kemarin. Adnan menambahkan, pada titik puncak kekeringan, 77 KK di wilayahnya terancam krisis air. Setiap hujan, warga sekitar menampung air di bak penampungan masal 45 meter kubik. "Air hujan yang ditampung digunakan untuk mencukupi kebutuhan 107 KK," ujar Kadus Jambean Cipto Utomo kemarin. Tampungan air itu digunakan untuk mandi dan mencuci. Untuk minum dan masak, warga menggantungkan air dari belik Jambean. Namun kini debit airnya makin surut. "Sekarang mulai tidak hujan, padahal hasil nadah hujan tinggal setengah bak," lanjutnya. Menurut Kadus Jambean Cipto Utomo debit air belik Jambean menurun hingga separoh. Padahal belik tersebut menjadi satu-satunya sumber air di wilayah Jambean. Menurut Cipto, pemandangan setiap musim kering akan muncul beberapa hari lagi. Yakni antrean warga mendapatkan air bersih di belik Jambean. "Warga mulai resah," katanya. (yog) Post Date : 04 Juni 2008 |