Kelurahan Paledang Terendam

Sumber:Pikiran Rakyat - 13 Februari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANDUNG, (PR).- Hujan lebat disertai angin kencang sejak Jumat (12/2) sore hingga malam menyebabkan sungai-sungai di Kota Bandung meluap hingga menggenangi rumah warga. Jalanan kembali dilanda banjir cileuncang yang mengakibatkan kemacetan lalu lintas.

Sebanyak tiga RW (RW 3, RW 4, dan RW 5) Kel. Paledang Kec. Lengkong terendam luapan air Sungai Cikapundung Kolot. Banjir terjadi di Gang Sacawirya. Air menggenangi ratusan rumah dengan ketinggian antara 50 sentimeter hingga 1 meter.

”Ini banjir terparah sejak sepuluh tahun terakhir. Biasanya hanya 10-20 sentimeter. Padahal rumah saya sudah lebih tinggi dari yang lain, tetapi tetap saja air masuk,” kata Ujang (44), salah seorang warga.

Menurut warga yang lain, Eti (50), banjir tersebut diperkirakan akibat endapan di Sungai Cikapundung Kolot yang sudah lama tidak dikeruk.

Anak Sungai Cikapundung, Cibalong Montok juga meluap hingga merendam 88 rumah di RW 2 Kel. Burangrang Kec. Regol Kota Bandung. ”Air sangat cepat naiknya, jadi tidak sempat menyelamatkan barang-barang berharga,” kata Dirman (42) warga RT 12 RW 2.

Menurut Ketua RT 12 RW 2 Kel. Burangrang Kec. Regol Wawan Hendrawan, banjir disebabkan oleh penyempitan dan pendangkalan sungai. ”Selain itu, banyak bangunan yang menjorok ke sungai sehingga alirannya terhambat,” katanya.

Banjir juga menggenangi 99 rumah di Kel. Karasak Kec. Astanaanyar.

Hujan lebat mengakibatkan banjir cileuncang di Jln. Turangga, Jln. Salendro, Jln. Naripan, Jln. Cibaduyut, Jln. Kopo, Jln. Moh. Toha, Jln. Sriwijaya, Jln. Soekarno-Hatta, dan Jln. Pasirkoja. Ketinggian air rata-rata mencapai empat puluh sentimeter. Saluran-saluran air tidak mampu menampung air hujan sehingga air tumpah ke jalanan. Demikian pula yang terjadi di Jln. Sumatera, Jln. Jawa, dan Dago.

Arus lalu lintas di ruas-ruas jalan yang digenangi cileuncang mengalami kemacetan. Kemacetan parah antara lain terjadi di sepanjang Jln. Naripan, Jln. Peta, Jln. BKR, Jln. Buahbatu, dan Jln. Pelajar Pejuang. Kemacetan juga terjadi di beberapa persimpangan jalan seperti persimpangan Jln. Moh. Toha - Jln. Soekarno-Hatta, Jln. Pasirkoja - Jln. Soekarno-Hatta, dan Jln. Leuwipanjang - Jln. Soekarno-Hatta.

Kembali tergerus


Bibir Sungai Citepus yang beberapa waktu lalu ambrol bersama tiga rumah di pinggirnya kembali tergerus aliran sungai. Bangunan bekas rumah di Jln. Peta Gg. Jamhari RT 5 RW 1 Kel. Pelindung Hewan Kec. Astanaanyar yang ambrol juga kembali terkikis.

”Kemarin bagian dapur masih tersisa, sekarang sudah hilang,” kata Enceng, salah seorang pemilik rumah.

Saluran air bersih milik PDAM yang sudah diperbaiki pada Rabu (10/2) lalu kembali terputus. Retakan yang terjadi pun semakin lebar. Bibir sungai di seberangnya ikut tergerus air.

Sejak pukul 17.00 WIB, air sungai meluap dan memasuki 200 rumah warga. Air mulai surut sekitar dua jam kemudian.

Sementara itu, sebanyak tujuh rumah di Jln. Lebak RT 7 RW 5 Kel. Kebon Waru Kec. Batununggal mengalami kerusakan akibat angin ribut. Empat rumah mengalami rusak sedang, sementara tiga lainnya mengalami rusak ringan. Akibatnya, dua kepala keluarga mengungsi ke rumah kerabatnya.

”Kejadian seperti ini baru pertama kali terjadi selama tiga puluh tahun tinggal di sini. Biasanya hanya lihat di televisi, sekarang mengalami,” kata Tamso (44), salah seorang pemilik rumah yang mengalami kerusakan paling parah.

Selain ketujuh rumah tersebut, angin ribut itu menerbangkan delapan belas lembar seng atap pabrik genteng. Selama tiga hari berturut-turut, lokasi tersebut juga mengalami banjir dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter.

Menurut Edi Kusmaedi dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bandung, angin ribut terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Genteng-genteng atap rumah beterbangan dibawa angin. (A-128/A-170)



Post Date : 13 Februari 2010