JAKARTA--MI: Berbagai sektor usaha pengguna air kelas besar, seperti industri, pusat perbelanjaan, mal, hotel, restoran, apartemen, dan gedung perkantoran besar yang tadinya menggunakan air bawah tanah kini mulai beralih menggunakan air PAM yang lebih ramah lingkungan.
Peralihan pengguna air kelas besar yang termasuk dalam kategori pelanggan kelas IV B PAM tersebut merupakan salah satu dampak kenaikan tarif air bawah tanah oleh pemerintah.
Tarif air bawah tanah yang tadinya Rp 3.500, sejak September-Oktober lalu naik menjadi Rp 23.500 per meter kubik. Sementara itu tarif kelas IV B PAM masih berada dalam kisaran harga yang lebih rendah, yakni Rp 12.550 per meter kubik.
Peralihan ini menyebabkan, jumlah konsumsi air bersih PT Palyja Jaya, salah satu operator PDAM Jaya turut naik sampai lebih dari 80 persen. Sayangnya, kenaikan konsumsi air itu belum bisa mendapatkan pelayanan optimal karena terbatasnya pasokan air baku.
Wakil Presiden Direktur PT Palyja Herawati Prasetyo menerangkan kenaikan konsumsi dari pengguna besar, seperti hotel, mal, apartemen, dan rumah mewah, terjadi mulai periode September-Oktober saat tarif baru pajak air tanah diberlakukan.
"Biasanya kelas pengguna besar seperti sektor industri, hotel, rumah mewah dan lainnya sangat sulit diminta menjadi pelanggan air PAM. Tapi sejak tarif air tanah dinaikkan, dengan sendirinya mereka meminta sambungan baru ke Palyja," kata Herawati saat acara Workshop Journalist Palyja di Bandung.
Hera mengungkapkan berdasarkan data Palyja, konsumsi air dari pengguna besar kelas IVA dan IVB meningkat dari 350.000 meter kubik pada September menjadi 650.000 meter kubik pada Oktober 2009. Ia memperkirakan, kebutuhan air diperkirakan akan terus bertambah seiring semakin ketatnya pengawasan penggunaan air tanah dari sumur dalam oleh pemerintah.
Dengan mudahnya mendapatkan pelanggan dari golongan kelas konsumsi besar, PT Palyja bekerja sama dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) untuk mendorong pengguna sumur dalam pindah menjadi pengguna air perpipaan Palyja. Sebagai konsekuensinya, Palyja wajib meningkatkan pasokan dan tekanan air ke kawasan sektor tersebut.
Penambahan tekanan dan pasokan air perpipaan pada tahap awal difokuskan ke Kawasan Jalan Sudirman, Thamrin, dan HR Rasuna Said. Di beberapa lokasi, Palyja membangun pompa penguat tekanan atau booster pump dan meningkatkan kapasitas pipa yang masuk ke bangunan para pengguna besar.
Sedangkan untuk meningkatkan pasokan airnya, Palyja sedang membangun persilangan jalur pipa di Jalan Gatot Subroto. Jalur pipa besar dari Mampang ke Kuningan dibangun untuk mengalirkan air dari selatan ke kawasan segitiga emas itu. (Jui)
Post Date : 06 Desember 2009
|